Jakarta (ANTARA News) - Jakarta sampai sekarang masih mengalami keterbatasan lahan yang difungsikan sebagai penampungan air, seperti, situ, waduk dan sungai, hingga permasalahan "klasik" banjir belum dapat ditangani secara maksimal. Terbatasnya lahan penampungan air itu dapat terbukti dari data Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, saat ini hanya ada 2,9 persen atau 1.885 hektar dari luas Jakarta yang mencapai 65 ribu hektar. Idealnya, luas penampungan air itu sebesar delapan persen atau 52 ribu dari luas Jakarta. Kasubdis Pengembangan Sumber Daya Air dan Pantai Dinas PU DKI Jakarta, I Gede Nyoman Soeandi, di Jakarta, Rabu, penyebab dari terbatasnya penampungan air itu, antara lain, terjadinya perubahan fungsi lahan resapan air (catchment area) menjadi kawasan perumahan atau pemukiman penduduk. "Akibatnya air menjadi tidak tertampung ketika hujan turun," katanya. Permasalahan lainnya, kata dia, banyak dari tempat-tempat penampungan air itu tidak terawat hingga dimanfaatkan dengan tidak sebagaimanamestinya. Tentunya upaya pemerintah dalam membangun penampungan air, harus dibarengi dengan kesadaran masyarakatnya sendiri. Ia juga mengatakan saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan upaya penanganan banjir berupa sistem "early warning" atau peringatan dini dengan memantau di pintu air "Kami berharap early warning ini dapat dijadikan peringatan bagi masyarakat dalam mengantisipasi musibah banjir," katanya. Upaya lainnya yang dilakukan untuk mengatasi banjir, yakni, melalui normalisasi dan pengerukan di sejumlah kali, seperti, Kali Tunjungan, Jakarta Utara, Kali Jati Kramat, Buaran, Jakarta Timur, Kali Adem, dan Kali Krukut. "Selain itu, sejumlah pompa air dibangun di sejumlah lokasi, dan diharapkan pada akhir tahun selesai sehingga pada 2008 bisa digunakan," katanya. Sebelumnya dilaporkan, Pemerintah Kotamadya (Pemko) Jakarta Pusat telah mempersiapkan sepuluh mobil penyedot air di delapan kecamatan di Jakpus untuk mengantisipasi bencana banjir. Kepala Suku Dinas (Sudin) Pekerjaan Umum Tata Air Jakpus, Budiadi, di Jakarta, Jumat, mengatakan kesepuluh mobil penyedot itu disimpan di delapan kecamatan Jakpus, sedangkan sisanya dua unit mobil penyedot disiagakan di kantor Sudin PU Tata Air Jakpus. "Mobil penyedot yang disiagakan di kantor Sudin PU Tata Air memiliki kapasitas 250 liter/detik, dan mobil di kecamatan 50 liter/detik," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007