Pamekasan (ANTARA) - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Jawa Timur KH Taufik Hasyim meminta warga NU menahan diri terkait praktik persekusi yang dilakukan sekelompok orang kepada Cawapres KH Ma'ruf Amin beberapa hari lalu.
Menurut KH Taufik Hasyim, secara pribadi, pihaknya memang tidak terima terima ketika ada tokoh ulama NU diperlakukan tidak baik dengan kata-kata kotor.
"Hati saya sendiri memang sakit. Tapi saya ingat saran para pengurus NU di Jawa Timur dan pusat, serta para kiai sepuh, untuk sabar, termasuk pesan yang disampaikan secara langsung Kiai Ma'ruf," kata Taufik pada pers, Ahad.
Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin mengalami persekusi, saat yang bersangkutan hendak melakukan ziarah kubur ke makam leluhurnya di Batuampar, Proppo, Pamekasan.
Saat itu, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut dihadang sekelompok orang memakai atribut partai dan sebagian ada yang menggunakan baju ormas Islam, sambil berteriak menghujat sang kiai dengan kata-kata kasar.
Menurut Taufik, cara seperti itu tidak mencerminkan sebagai pribadi masyarakat Madura yang taat dan hormat pada ulama.
"Padahal tradisi yang tertanam di masyarakat kita ini adalah menghormati ulama, meski beda dalam pilihan politik," katanya.
Taufik mengaku khawatir, sikap sekelompok orang yang telah melakukan praktik persekusi kepada tokoh ulama NU itu akan mendapatkan reaksi dari kaum nahdliyin di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya mengimbau agar warga NU hendaknya bisa tetap menahan diri dan tetap satu komando di bawah koordinasi PBNU, PWNU dan PCNU.
"Kami juga mengimbau kepada semua pihak untuk menghormati perbedaan pilihan politik demi terlaksananya pemilu damai," kata Taufik.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019