Depok (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Said Agil Siradj mensinyalir ada kelompok-kelompok tertentu yang sengaja memunculkan aliran kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
"Saya melihat dan memang ada kecenderungan ke arah sana. Namun persisnya saya tidak tahu," kata Said Agil pada acara Halal Bi Halal di Universitas Pancasila (UP), Rabu.
Ia mengatakan, merasa curiga dan kemungkinan ada
big design dari semua kejadian ini.
Menurut dia, aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah, memang bisa dikatakan sesat karena pendapat mereka bertentangan dengan hal-hal prinsip yang sudah diterima seluruh umat Islam.
"Jika mereka menyatakan tidak wajib shalat lima waktu, dan adanya nabi setelah Muhammad maka bisa dikatakan sesat," jelasnya.
Lain halnya dengan perbedaan yang terjadi antara NU, Muhammadiyah, dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Walaupun ormas-ormas Islam tersebut berbeda, namun bukan hal yang prinsip yang menjadi perbedaannya.
"Beda secara parsial dengan kajian ilmiah mendalam itu tidak sesat," jelasnya.
Lebih lanjut Agil mengatakan, untuk menangani munculnya kembali aliran sesat tersebut, pemerintah dan aparat keamanan harus bertindak dan campur tangan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Namun kata dia, tindakan terhadap aliran tersebut jangan sampai anarkis, seperti yang terjadi terhadap aliran Ahmadiyah di Parung, Bogor, Jawa Barat.
"Jangan sampai ada tindakan kekerasan terhadap pimpinan atau pengikutnya," jelasnya.
Pemerintah dan ormas Islam, kata dia, harus juga memberikan pencerahan mengenai agama terhadap masyarakat. Pencerahan agama bukan saja oleh Departemen Agama, Mejelis Ulama Indonesia (MUI), tapi juga ormas Islam, terutama pada masyarakat bawah. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007