Dia menjelaskan teknologi rooftop panel surya telah dibangun di 172. 996 rumah tangga di seluruh pelosok wilayah Indonesia selama empat tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang selama ini tidak pernah teraliri listrik.
"Saat awal saya menjabat Menteri ESDM, terdata 2.500 desa dari Sabang sampai Merauke yang masyarakatnya selama ini sama sekali belum pernah melihat lampu," katanya, saat memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Sabtu (6/4) petang.
Aliran listrik di 2.500 desa itu kemudian secara bertahap diupayakan menggunakan teknologi rooftop panel surya.
"Sampai sekarang sudah terpasang di 172.996 rumah tangga dan masih tersisa 98 ribu rumah tangga yang sampai sekarang secara bertahap masih sedang kami selesaikan," ucapnya.
Jonan pun menyebut rumah-rumah warga di Papua kini lebih modern karena telah menggunakan rooftop panel surya sebagai energi listrik dibandingkan dengan rumah-rumah warga di Pulau Jawa.
"Kalau perlu atap Kampus Universitas Katolik Widya Mandala ini segera diganti dengan rooftop panel surya, masak kalah dengan rumah-rumah warga di Papua," ujarnya berkelakar.
Jonan memastikan energi listrik yang dihasilkan dari teknologi rooftop panel surya jauh lebih murah dibandingkan dengan listrik konvensional.
"Karena di rumah saya sendiri sudah memakai rooftop panel surya. Saya kan tidak tinggal di rumah dinas. Tiap hari saya pulang ke rumah sendiri. Biasanya dulu ketika pakai listrik konvensional tagihan sebulan bisa habis Rp4 jutaan. Setelah menggunakan rooftop panel surya, biaya listrik sebulan hanya sekitar Rp1 jutaan. Jadi memang jauh lebih hemat," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim / Hanif Nashrullah
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019