London (ANTARA) - Dubes RI untuk Belgia merangkap Uni Eropa (UE) dan Luksemburg, Yuri O Thamrin mengatakan Indonesia mengundang pelaku bisnis untuk berinvestasi di Indonesia, namun menekankan keinginan terhadap investasi yang "baik.’’

Investasi yang baik tersebut, kata dia, adalah investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (environmentally sustainable), yang memberi nilai tambah, memiliki elemen alih teknologi, serta menggunakan tenaga kerja lokal.

Hal ini disampaikan Dubes Yuri O Thamrin pada acara ASEAN Trade & Investment Forum 2019 di Tangla Hotel, Brussels yang diadakan oleh ASEAN Brussels Committee, demikian Sekretaris Pertama KBRI Brussel, Dara Yusilawati, kepada Antara London, Sabtu.

Berbicara di hadapan sedikitnya 200 peserta dari kalangan bisnis dan investasi dari Belgia dan Uni Eropa, Dubes Yuri menjelaskan postur positif serta potensi besar Indonesia sebagai mitra dagang dan investasi Uni Eropa.

Ekonomi Indonesia diprediksi akan terus tumbuh secara positif, berkisar 5,2 - 5,5 persen untuk tahun 2019-2023. Sebagai destinasi investasi, Indonesia saat ini termasuk dalam kategori BBB (stable outlook), berdasarkan rating dari tiga lembaga pemeringkat kredit ternama seperti S&P, Moody dan Fitch.

Salah satu pembicara, investor dari Uni Eropa Johan Nellis menyebutkan Indonesia memiliki penduduk muda yang berpotensi dan mau bekerja keras. Namun ia juga mengemukakan beberapa tantangan mendasar, antara lain infrastruktur yang belum memadai khususnya di bidang teknologi informasi, peraturan yang tumpang tindih khususnya antara daerah dan pusat, serta sering berubahnya peraturan.

Isu sawit yang sedang hangat juga mengemuka dalam forum ini. Menanggapi pertanyaan dari salah satu media (Politico) mengenai langkah yang akan diambil Indonesia terkait diskriminasi Uni Uropa terhadap minyak kelapa sawit, Dubes Yuri menyampaikan Indonesia akan stand-up dan melawan.

Hal ini karena kelapa sawit merupakan salah satu sektor digunakan untuk mengurangi kemiskinan dalam rangka memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs).

Ia menegaskan minyak kelapa sawit Indonesia adalah minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Indonesia berharap masalah ini dapat diselesaikan secara baik antara Uni Eropa dan Indonesia, dengan saling menguntungkan, serta berdasarkan aturan perdagangan internasional yang berlaku.

Selain dibahas secara detail dalam CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), Dubes Yuri menyebutkan rencana kunjungan pejabat tinggi dari Indonesia dan Malaysia untuk bertemu dengan pemangku kepentingan UE, minggu depan. Indonesia akan diwakili Menko bidang perekonomian, Darmin Nasution. Namun demikian, jika upaya tersebut dipandang belum cukup, jika diperlukan, Indonesia akan membawa masalah minyak sawit ke WTO dan European Court of Justice.

Hadir dalam kesempatan pertemuan ini perwakilan dari Flanders Investment & Trade (FIT), Wallonia Export-Investment Agency (AWEX), EU-ASEAN Business Council (EUABC), Voka Chamber of Commerce & Industry Mechelen-Kempen, BESC, Belfius Bank, Playbiz, dan Mayor Willebroek, Eddy Bevers yang menyampaikan pentingnya konektivitas dan inovasi.

Selain Indonesia, sembilan negara ASEAN lainnya berkesempatan untuk mempromosikan potensi perdagangan dan investasi masing-masing dalam forum yang baru pertama kali diselenggarakan di Belgia ini.

Baca juga: Dubes Mahendra Siregar perjuangkan kelapa sawit di Senat Belanda

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019