Jakarta (ANTARA) - Gerakan Pemuda Ansor mengingatkan Badan Pengawas Pemilu untuk berhati-hati ketika menerima laporan terkait dugaan pemberian bantuan kepada seorang kiai di Bangkalan, Madura, sebagai bentuk dukungan politik kepada capres petahana.
"Bawaslu harus meneliti benar dan hati-hati dalam menerima laporan tersebut. Jangan sampai justru menimbulkan fitnah," kata Achmad Budi Prayoga dari Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat GP Ansor di Jakarta, Jumat.
Achmad mengemukakan hal itu menanggapi rencana Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) yang akan melaporkan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan ke Bawaslu terkait video Luhut memberikan amplop kepada kiai di Madura.
Untuk menjaga agar tidak terjadi fitnah, kata Achmad, pihaknya akan mengawal Bawaslu menjaga independensi tugas dan kewajibannya menerima laporan tersebut.
"Kami pun akan melakukan langkah-langkah hukum kepada siapa pun yang menyebarluaskan berita yang belum terbukti sebagaimana yang dituduhkan tersebut," ujar salah seorang pengacara yang ditunjuk pemerintah dalam menghadapi gugatan HTI itu.
Dia mengatakan, memberikan bantuan kepada kiai adalah hal biasa yang dilakukan banyak orang atau pihak di lingkungan pesantren. Pemberian bantuan itu sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada kiai panutannya. Bantuannya pun macam-macam, mulai dari uang sampai kebutuhan bahan pokok seperti beras, kopi, gula, telur, termasuk makanan.
"Bagi yang biasa berada di lingkungan pesantren, memberikan sesuatu bantuan itu bukan sesuatu yang aneh. Sudah jamak dilakukan banyak orang. Jangan lantas diartikan macam-macam atau diseret ke wilayah politik mentang-mentang sekarang sedang ada konstestasi politik," kata Achmad.
Hal sama disampaikan Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Abdul Rochman. Menurut dia, pemberian bantuan kepada kiai sudah menjadi semacam tradisi sebagai ungkapan hormat kepada kiai.
Dalam tradisi pesantren, lanjut Adung, sapaan akrabnya, bentuk penghormatan kepada kiai macam-macam, termasuk memberikan sesuatu kepada kiai.
"Ini sudah lazim. Kiai itu banyak tamu, tiap hari hampir tak pernah putus. Jadi, itu bentuk kita menghormati, sekaligus membantu kiai kita. Ada yang memberi beras, sembako, atau apa saja," ujar Adung.
"Kiai itu tidak pernah meminta. Kita itu justru senang banget kalau bisa memberikan bantuan kepada kiai kita. Pemberian itu kan untuk membantu kiai dalam berdakwah, berjuang. Selain itu, kita mengharapkan keberkahan dari kiai," ujarnya menambahkan.
Adung menjelaskan, tradisi memberikan sesuatu bantuan kepada kiai dari kalangan santri kini sudah diikuti masyarakat luas. Tradisi santri tersebut kemudian diikuti para keluarga santri sampai masyarakat umum, termasuk Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pemberian bantuan oleh Pak Luhut itu memperlihatkan kedekatan dan penghormatan kepada para kiai di pesantren. Beliau sudah lama akrab dengan masyarakat pesantren. Itu bentuk penghormatan beliau kepada kiai. Nggak ada yang aneh," ucapnya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019