Pekanbaru (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) menyatakan terus memperluas program revitalisasi ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan gambut sebagian salah satu upaya restorasi, selain melalui program pembasahan (rewetting) dan revegetasi yang selama ini dijalankan.
Kepala BRG Nazir Foead kepada Antara di Kabupaten Kampar, Riau, Jumat, mengatakan, program revitalisasi terus didorong sepanjang 2019 untuk membantu menjaga gambut sekaligus berdampak luas terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
"Dari rapat kabinet yang dipimpin Presiden, diprioritaskan membantu masyarakat. Kita tindaklanjuti dengan program revitalisasi yang diperkuat," jelas Nazir di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Riau sepanjang akhir pekan ini.
Kunjungan tersebut diawali dengan memantau perkebunan nanas yang dikembangkan BRG sejak 2016 lalu di Desa Pagaruyung, Kecamatan Tapung Raya, Kabupten Kampar.
Ia mengungkap, terdapat 200 hektare hamparan kebun nanas yang dikelola kelompok masyarakat Mekarsari di wilayah itu.
Desa Pagaruyung sebelumnya merupakan wilayah langganan kebakaran, terutama pada areal lahan gambut.
Pada 2016, BRG kemudian membangun 100 sumur bor guna membasahi gambut yang rusak akibat terbakar. Program pembasahan dilanjutkan dengan revitalisasi melalui budi daya nanas.
Selain memantau perkebunan nanas yang kini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, Nazir juga menyerahkan enam surat perjanjian kerjasama swakelola (SPKS) yang merupakan bagian dari program revitalisasi ekonomi.
Enam SPKS tersebut terdiri dari satu paket kegiatan budi daya nanas di Desa Pagaruyung, Kampar.
Selanjutnya tiga paket kegiatan peternakan sapi untuk tiga Pokmas di Kabupaten Bengkalis, serta satu paket masing-masing budi daya cabai di Bengkalis dan lebah kelulut di Kota Dumai.
Terpisah, Bupati Kampar Catur Sugeng mengakui program tersebut membantu pemerintah setempat dalam mengatasi kebakaran gambut yang selama ini menjadi masalah sulit dipecahkan.
Dia mengatakan 200 hektare lahan gambut yang kini telah disulap menjadi perkebunan nanas awalnya langganan kebakaran tiap musim kering tiba.
"Alhamdulillah sejak 2015 sampai sekarang tidak terjadi lagi kebakaran, dan justru masyarakat kita terbantu dari sisi ekonomi dengan program ini," ujarnya.
Baca juga: Badan Restorasi Gambut revitalisasi lahan bekas terbakar
Baca juga: BRG kejar restorasi 400 ribu hektare lahan gambut
Baca juga: Badan Restorasi Gambut imbau masyarakat jaga infrastruktur pembahasan gambut
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019