Hari ini adalah hari terakhir Cheng Beng untuk mengingat leluhur, orang tua, dan sanak famili yang dikuburkan di kompleks iniPangkalpinang (ANTARA) - Wisatawan keturunan Tionghoa dari Hongkong, China, Singapura, dan Australia menggelar ritual sembahyang Cheng Beng di Pekuburan Sentosa Kota Pangkalpinang untuk mengingat dan mendoakan leluhurnya yang dikuburkan di kompleks pekuburan terbesar di Asia Tenggara tersebut.
"Warga negara asing tersebut sengaja datang untuk menggelar sembahyang Cheng Beng atau sembahyang kubur," kata Wakil Ketua Yayasan Sentosa Pangkalpinang Apin di Pangkalpinang, Jumat.
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, katanya, sembahyang Cheng Beng sebagai ritual utama untuk mendoakan para leluhur, orang tua yang telah berjasa terhadap kehidupannya.
"Orang China, Hongkong, Singapura, Australia dan seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia datang ke sini karena leluhur mereka dikuburkan di Pekuburan Sentosa," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa hari ini merupakan hari terakhir atau puncak sembahyang Cheng Beng sehingga masyarakat keturunan Tionghoa dari dalam dan luar negeri datang hingga memadati kompleks pekuburan itu.
"Hari ini adalah hari terakhir Cheng Beng untuk mengingat leluhur, orang tua, dan sanak famili yang dikuburkan di kompleks ini," kata dia.
Kompleks Pekuburan Sentosa terletak di Jalan Bukit Abadi, sisi timur Jalan Soekarno-Hatta Pangkalpinang. Masyarakat Bangka menyebut dengan Ngicung.
Posisi kompleks makam memanjang dari utara ke selatan dengan luas seluruhnya 199.450 meter persegi.
Luas awal makam sekitar 25,2 hektare, namun pada 7 Juli 1981 ada bagian kompleks makam, sekitar 5,6 hektare, diserahkan ke Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk pembangunan beberapa kantor dan rumah sakit.
"Sampai sekarang kompleks makam ini masih berfungsi dan terawat dengan baik yang jumlahnya sekitar 12.950 makam," kata dia.
Pewarta: Aprionis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019