Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu pagi, cenderung stabil, karena para pelaku menunggu hasil laporan bank sentral AS (The Fed) pada pertemuan dua hari pekan ini. Nilai tukar rupiah mencapai Rp9.105/9.108 per dolar AS (sebelumnya Rp9.104/9.110), karena pelaku hati-hati bermain di pasar, mereka menunggu The Fed apakah akan kembali menurunkan suku bunganya. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan kegiatan perdagangan kedua mata uang itu agak berkurang, karena pelaku cenderung menunggu hasil pertemuan The Fed. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin, rupiah diperkirakan mendapat sentimen positif pasar, katanya. Rupiah, lanjut dia kemungkinan akan menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS, apalagi dolar AS di pasar regional terus melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat bahkan bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS, namun kenaikan itu diharapkan tidak begitu cepat," ucapnya. Ia mengatakan, para pelaku pasar di pasar regional cenderung tidak ragu-ragu melepas dolar AS, karena itu rupiah seharus bisa menguat, namun para pelaku lokal cenderung hati-hati untuk masuk pasar. Selain itu juga mereka agak ragu untuk membeli rupiah, seiring dengan makin menguat harga minyak mentah dunia, akibat rupiah masih bertengger di level Rp9.100 per dolar AS, katanya. Dolar AS terhadap euro mencapai titik terendah mencapai 1.4435, namun terhadap yen naik 0,1 persen menjadi 114,75 dan euro terhadap yen naik menjadi 165,65. Para pelaku pasar juga fokus terhadap laporan Bank Sentral Jepang (BoJ) mengenai prospek laporan tahunannya, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007