Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara terus menyosialisasikan bank sampah kepada masyarakat sebagai langkah terbaru untuk menekan jumlah sampah rumah tangga.
Wali Kota Jakarta Utara, Syamsuddin Lologau, mengatakan, Kamis, hadirnya bank sampah di Jakarta Utara mampu mengurangi pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang sebanyak 12,27 persen atau 135 ton dari rata-rata 1.000-1.100 per hari.
Upaya pengurangan sampah rumah tangga ini akan terus ditingkatkan dengan menggencarkan program pengurangan sampah plastik sekali pakai di seluruh elemen masyarakat maupun pelaku usaha.
“Cara mengurangi sampah ini sangat banyak. Masyarkat bisa dengan tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai atau bisa memanfaatkan fasilitas bank sampah,” kata Syamsuddin usai peresmian Bank Sampah Wijaya Kusuma di Kelurahan Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan minat masyarakat Pemkot Jakarta Utara juga menjalin kerja sama dengan PT Pegadaian Persero dengan menghadirkan tabungan investasi emas di melalui Bank Sampah Wilaya Kusuma di RW 03, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Bank sampah ini akan merubah konotasi sampah pada masyarakat. Yang semula selalu diartikan buruk, kini sampah semakin bernilai dengan adanya tabungan investasi ema. Ini sangat bagus, bayangkan saja, sampah bisa jadi emas,” kata Syamsuddin.
Pemimpin Wilayah IX Pegadaian Jakarta Ngadenan menerangkan, program The Gade Clean and Gold ini merupakan misi sosial PT Pegadaian Persero dalam mengedukasi masyarakat untuk hidup bersih, sehat, dan gemar berinvestasi. Hanya sampah anorganik yang dapat diinvestasikan berupa emas. Sedangkan sampah organik diupayakan untuk komposting yang juga dikelola di bank sampah tersebut.
Untuk pendaftaran awal, masyarakat hanya dapat membawa sampah anorganik senilai Rp6.000 dari hasil penimbangan sesuai kategori yang sudah ditentukan. Pencetakan atau penukaran emas dapat dilakukan nasabah Jika rekening sudah mencapai konversi lima gram emas.
“Program ini tidak hanya untuk masyarakat setempat saja. Bisa juga untuk masyarkaat sekitarnya. Kedepan kita akan perbanyak program ini di bank sampah lainnya. Pendataan sedang kita lakukan,” jelasnya.
Sementara anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 03 Kelurahan Kelapa Gading Timur mengungkapkan, Bank Sampah Wijaya Kusuma beranjak dari inisiasi anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sejak Februari 2018 lalu. Dengan adanya bank sampah ini, optimistis 20 reduce (daur ulang) sampah yang berasal dari 463 rumah akan tercapai.
“Semua pengelolaan dilakukan ibu-ibu PKK. Selain sampah anorganik, penglahan sampah organik juga dilakukan berupa pengolahan komposter untuk sejumlah tanaman obat di lingkungan RW ini,” tutupnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019