Kediri (ANTARA News) - Para pengungsi ancaman letusan Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diijinkan pulang ke rumahnya masing-masing asalkan harus menandatangani surat pernyataan bertanggung jawab atas keselamatan jiwanya sendiri. Incident Commander Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri, Letkol (Inf) Endy Servandi, Selasa mengatakan, naskah surat pernyataan itu sudah dibagikan kepada para camat yang bertugas di Kawasan Rawan Bencana (KRB) I Gunung Kelud. "Kami harapkan malam ini warga sudah menyerahkan surat pernyataan itu kepada kami," katanya saat ditemui di Posko Utama Bencana Gunung Kelud di monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri. Ia menyatakan, sudah bukan waktunya lagi warga dipaksa-paksa untuk meninggalkan rumah menuju ke tempat pengungsian yang sudah disediakan seperti yang dilakukan aparat pada saat status Gunung Kelud ditetapkan Awas (Level IV) pada 16 Oktober lalu. "Sekarang yang mau pulang silakan, asal tanda-tangani dulu surat pernyataan sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap jiwa mereka," kata Komandan Kodim 0809 Kediri yang hendak berangkat ke Tanah Suci pada pertengahan November 2007 mendatang itu. Endy mengaku, kesulitan mengatur para pengungsi yang jumlahnya mencapai puluhan ribu orang itu dan keluar-masuk pengungsian setiap saat sesuai kehendak masing-masing. "Seharusnya (pengungsi) tahu sopan-santun, karena mereka sudah diberi makan. Jangan setelah makan, lalu pulang tanpa ijin," katanya dengan nada tinggi. Oleh sebab itu, dia menilai tindakan aparat yang memasang pintu portal untuk membatasi jumlah pengungsi yang keluar-masuk dari tempat pengungsian sangatlah tepat. Ia mengimbau para pengungsi bisa membantu petugas Satlak PB menanak nasi dan menyiapkan makanan sesama pengungsi lainnya di dapur-dapur umum untuk menghilangkan kejenuhan selama berada di tempat-tempat pengungsian. Sementara itu permintaan menandatangani surat pernyataan itu ditanggapi beragam oleh para pengungsi. Sebagian diantara para pengungsi bersedia menandatangani surat tersebut. Namun sebagian lainnya, terutama dari kalangan usia lanjut pasrah dengan sikap aparat yang memerintahkan mereka tetap berada di tempat-tempat pengungsian. "Saya ini hanya orang kecil, yang hanya bisa pasrah. Kalau disuruh pulang, ya pulang, tapi kalau disuruh tetap di sini, ya sudah, mau bagaimana lagi, meski saya sendiri yakin, Gunung Kelud tidak akan meletus," kata Nawi (65), pengungsi asal Dusun Rejomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar saat ditemui di tempat pengungsian, Balai Desa Segaran, Kecamatan Wates. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007