Bogor (ANTARA) - Kementerian Perhubungan memerintahkan kepada operator kereta rel listrik (KRL), yakni PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mempersingkat waktu kedatangan kereta atau “headway “menjadi per tiga menit untuk menambah kapasitas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam peninjauan di KRL menuju Stasiun Bogor, Kamis, mengatakan hal itu dilakukan karena saat ini masih tidak dimungkinkan untuk menambah sarana.
“Kami memang ingin membuat KRL ini lebih produktif. Apa yang bisa membuat ini produktif adalah satu membuat ‘headway’ lebih pendek. Sekarang ini yang ‘headway‘-nya tiga menit kan cuma di Depok, yang lain masih lima menit ada yang lebih,” katanya.
Budi menjelaskan untuk mempersingkat waktu kedatangan diperlukan perbaikan persinyalan serta pengendali jarak secara otomatis.
“Dalam istilah teknis juga akan digunakan ‘moving block’ bukan ‘tixed block’. Jadi, pengendali jarak sudah dikendalikan lebih otomatis,” katanya.
Budi menyebutkan proses yang dilakukan untuk mempersingkat waktu kedatangan memakan waktu hingga tiga tahun ditambah dengan pekerjaan rel dwiganda (double double track) di Stasiun Manggarai belum rampung.
“Ini halnya juga Manggarai kita agak lambat bukan kinerjanya tapi waktu yang kami bisa lakukan di tempat itu relatif sedikit,” ujar Menhub.
Dengan waktu kedatangan kereta yang semakin singkat, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas hingga dua juta penumpang.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri mengatakan pengerjaan untuk otomasi sistem secara bertahap, pertama dipasang di Stasiun Bogor.
“Kamu dengan KAI sedang bagi-bagi, untuk mengerjakan yang mana,” katanya.
Dia menambahkan setelah rampung jalur dwiganda di Manggarai, maka diharapkan waktu tunggu bisa mencapai tiga menit di 2023.
“Nanti dengan jalur layang akhir tahun ini diharapkan dari Manggarai sudah jalur layang dari Bogor sudah tidak di bawah lagi. Melihatnya harus komprehensif tidak hanya pembangunan jaringan tapi juga persinyalannya,” katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019