Cirebon (ANTARA News) - Dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indramayu, Siti Julaeha binti Sukiman, warga Blok Sigong RT 16/04 Desa Tegal Urung, Kecamatan Balongan, dan Castini binti Hariri, warga Manggungan blok Tapakan, Kecamatan Terisi terjebak di kawasan perang Kurdistan, wilayah Irak. Pihak keluarga korban kepada wartawan pada Selasa mengemukakan, masih belum mengetahui apakah anaknya itu masih berada di wilayah itu, namun meminta Pemerintah melakukan upaya untuk mengeluarkan anak mereka dari wilayah konflik antara suku Kurdi dan tentara Turki itu. Orang tua Siti Julaeha (22), yaitu Sukiman (50) dan Marwa (45), mengaku belum mengetahui nasib anaknya itu, apalagi sejak berangkat sekitar enam bulan lalu, anaknya itu belum pernah memberikan kabar atau mengirimkan uang. "Anak itu pamit untuk menjadi TKW di Abu Dhabi dan berangkat semula melalui sponsor yang bernama Tarini, yang kemudian disalurkan lagi ke sponsor lain, Aam Karini, ke salah satu PJTKI di Jakarta," katanya.Oleh karena itu, ia berharap, Pemerintah dapat membantu untuk memulangkan anaknya itu. Sementara itu, Aam Karini yang dikonfirmasi mengungkapkan, Siti Julaeha iberangkatkan ke Abu Dhabi melalui PT Rahmat Jasa Safira. Salah seorang staf di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Adi Satria, mengaku mengetahui adanya TKW Indramayu yang terjebak di Irak, namun belum mendapatkan keterangan resmi dari Pemerintah. Sementara berdasarkan keterangan resmi yang dikeluarkan Migrant Care, Senin (29/10) kemarin, kedua TKW itu hingga kini terjebak di kawasan konflik tersebut dan belum dapat kembali ke tanah air. Selain dua TKW itu ada juga pula empat TKW lain yang juga mengalami nasib serupa adalah Elly Anita binti Susilo, warga Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Casinah binti Dulhasan, warga Desa Pangerangan, Kabupaten Subang, Darmiyanti binti Jaba Saleh, serta Tafseng binti Tamim, yang belum diketahui alamat asalnya. Executive Director Migrant Care, Anis Hidayah, dalam keterangannya menyebutkan, hingga pertengahan Oktober 2007, pihaknya masih berhubungan secara intensif dengan seluruh TKW itu. Anis menjelaskan, berdasarkan investigasi Migrant Care, para TKW itu tidak langsung ditempatkan ke Irak, melainkan melalui Uni Emirat Arab dan oleh Nashwan Labour Agency, agen buruh migrant yang berada di Dubai, mereka dibawa ke daerah tersebut. Secara rinci, Anis membeberkan, para TKW itu bekerja di Kantor SRS, Jl Karfuk, Erdil, dengan nama majikan Mr Sarda, warga negara Turki. Para TKW itu, sambung dia, diberikan beban pekerjaan yang berat dengan gaji hanya sebesar 90 dolar Amerika per bulan bahkan mereka mengaku sang majikan sering melakukan penyiksaan. "Kami mendesak pemerintah RI untuk segera menyelamatkan mereka," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007