Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) berencana mengimpor tabung gas tiga kilogram sebanyak dua juta tabung dari Taiwan untuk mempercepat pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji. "Target pembuatan tabung gas tiga kilogram sebanyak enam juta tabung tidak dapat dicapai oleh produsen tabung gas dalam negeri, karena itu Pertamina minta ijin impor tabung gas sekitar dua juta tabung dari Taiwan," kata Wakil Dirut PT Pertamina (Persero), Iin Arifin Takhyan, di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan, program utamanya Pertamina mengimpor tabung gas sebanyak dua juta. Namun kekurangan tabung gas tiga kilogram sebenarnya mencapai 4,6 juta tabung. Menurut Iin, Departemen Perindustrian telah mengundang para produsen tabung gas tetapi target produksi enam juta tabung tidak dapat dipenuhi. "Itu (impor) hanya sementara untuk tahun 2007. Tahun 2008 saya rasa produsen dalam negeri dapat mencukupi," katanya. Dia mengatakan, karena kebutuhan pengadaan tabung gas tersebut merupakan bagian dari program pemerintah, maka dana akan diambil dari APBN, tetapi untuk awalnya dana impor tabung gas tersebut akan ditalangi oleh Pertamina. "Angkanya (impor) saya belum tahu karena baru planning," katanya. Dia mengatakan, keputusan mengimpor tabung gas tiga kilogram tahun 2007 dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 10 juta tabung. Dan impor diperlukan untuk mempercepat pelaksanaan konversi minyak tanah ke elpiji. Menurut Iin, harga tabung gas elpiji impor tersebut lebih murah dibanding harga produk dari produsen tabung gas dalam negeri. Sementara itu, untuk mencegah kebocoran tabung, Pertamina telah menunjuk Surveyor Indonesia dan Sucofindo untuk mengecek kualitas tabung yang diimpor maupun tabung produksi dalam negeri, katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007