Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berharap dapat mencairkan pinjaman program hingga 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp9,3 triliun pada awal Desember mendatang untuk menutupi target pinjaman program dalam APBNP 2007 yaitu 2,1 miliar dolar AS. Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Selasa mengatakan, pinjaman program tersebut akan berasal dari pinjaman Bank Dunia sebesar 800 juta dolar AS dan pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar 200 juta dolar AS. "Untuk pinjaman dari ADB (Bank Pembangunan Asia) baru akan dinegosiasikan pada minggu pertama atau kedua November," katanya. Menurut Rahmat, untuk memenuhi target pinjaman program 2,1 miliar dolar AS, pemerintah akan menarik pinjaman dari Bank Dunia sebesar 900 juta dolar AS, ADB sebesar 800 juta dolar AS dan JBIC sebesar 400 juta dolar AS Ditambahkannya, suku bunga pinjaman yang dikenakan oleh tiga kreditor utama tersebut cukup rendah, yaitu sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 50 sampai 70 basis poin. "Biaya utang yang diterapkan lembaga kreditor internasional cenderung kian menurun, seperti Bank Dunia kan menurunkan suku bunganya, menjadi hanya sebesar LIBOR," katanya. Sementara itu, Bank Pembangunan ADB dalam pernyataannya telah menyiapkan 3 cluster pinjaman untuk Indonesia, meski hal itu belum dinegosiasikan dengan pemerintah Indonesia. External Relation/Civil Society Liaison Officer ADB Ayun Sundari kepada ANTARA News mengatakan 3 cluster pinjaman tersebut terdiri atas 400 juta dolar AS pinjaman untuk memperluas layanan kesehatan dan pendidikan, 200 juta dolar AS untuk membantu pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG`s), dan 200 juta dolar AS untuk program kemiskinan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007