Antara
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat dan Turki menyelenggarakan pembicaraan konstruktif pada Rabu (3/4), dan selama perbincangan tersebut mereka membahas tantangan dalam hubungan bilateral mereka.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menjadi tuan-rumah Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Departemen Luar Negeri AS.
"Adakan pertemuan konstruktif d/@MenteriPompeo mengenai tantangan dalam hubungan bilateral kami dan masalah mengenai agenda bersama #Turki#AS," demikian cuitan Cavusoglu di Twitter setelah pertemuan itu, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.
Pembicaraan tersebut berlangsung selama 40 menit, tapi baik AS maupun Turki tidak menyiarkan perincian pembicaraan itu.
Departemen Luar Negeri AS belakangan hanya mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan Poempeo menyampaikan dukungan bagi perundingan yang berlangsung berkaitan dengan bagian timur-laut Suriah dan memperingatkan mengenai "konsekuensi yang berpotensi menghancurkan" dalam operasi militer yang direncanakan Turki di wilayah tersebut.
Pompeo juga membahas keprihatinannya berkaitan dengan potensi Turki memiliki sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia, S-400.
"Potensi peluang ekonomi antara Turki dan Amerika Serikat juga menjadi salah satu topik pembahasan," kata pernyataan itu.
Keputusan Turki untuk memperoleh S-400 telah mengakibatkan ketegangan dalam hubungannya dengan AS, dan Washington pada awal pekan ini membekukan pengiriman suku-cadang dan layanan yang diperlukan jika Turki menerima jet tempur "stealth" F-35.
Para pejabat As telah menyarankan Turki agar membeli sistem rudal Patriot AS dan bukan sistem rudal S-400 Rusia. Mereka beralasan S-400 tidak cocok dengan sistem NATO dan mengungkap F-35 pada teknologi Rusia, termasuk upaya terselubung untuk memperoleh informasi penting mengenai pesawat jet tersebut, yang kemudian bisa disalurkan ke Rusia.
Sebagai tanggapan atas pernyataan AS bahwa sistem rudal S-400 tidak cocok dengan perlengkapan militer NATO, Cavusoglu mengatakan satu pertemuan kelompok pemikir pada Rabu pagi bahwa sistem itu akan digunakan oleh Turki saja.
"Itu tidak harus dipadukan ke dalam sistem NATO, dan ini bukan tujuan kami. Ini untuk kami gunakan sendiri; ini adalah sistem pertahanan," katanya.
"Sistem ini takkan memandang sistem apa pun milik NATO, termasuk F-35, sebagai musuh," tambah Cavusoglu.
Sumber: Anadolu Agency
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019