Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti berpendapat, sebaiknya mereka yang sudah berusia lebih dari 65 tahun tidak hanya pensiun sebagai pegawai tetapi juga pensiun berpolitik. "Itu, yang harus dibatasi dan berikan ke anak muda," kata Ray dalam debat publik bertema Membangun Sistem Presidensil untuk Kemakmuran Rakyat di Aula Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa. Ia menyayangkan masih ada anggota DPR yang usianya lebih dari 65 tahun. "Seharusnya setelah tiga kali dipilih menjadi anggota DPR, pemilu berikutnya tak dipilih lagi. Jika DPR batasan tiga kali, sedangkan presiden dua kali dipilih," katanya. Ray mengatakan, kesempatan kepada anak muda harus dibuka lebar. Bahkan, katanya, tidak perlu batasan usia bagi pemuda untuk dapat tampil sebagai anggota DPR atau Capres karena hal itu akan membatasi regenerasi kepemimpinan nasional. Saat ini, katanya, untuk menjadi presiden atau wakil presiden harus berusia minimal 40 tahun, menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 35 tahun, begitu juga menjadi gubernur atau bupati 35 tahun. "Jadi tidak mungkin anak muda di bawah 40 tahun memimpin negara ini. Oleh karena itu, seharusnya yang dibatasi bukan anak muda, tapi orang tua," ujarnya. Ray juga menanggapi pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyatakan kesal dengan pemuda yang dinilainya hanya meminta terus dan tidak memiliki tekad. "Sangat kita sadari, tidak mungkin anak-anak muda meminta kekuasaan secara legal formal," kata Ray. Ia mengatakan, hal itu terjadi karena adanya batasan usia yang diatur undang-undang.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007