Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya optimistis partai besutan Surya Paloh itu akan memperoleh suara lebih tinggi dari hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei.
"NasDem optimistis dengan hasil ini karena 5 tahun lalu menjelang Pemilu 2014 lembaga survei Indikator merilis hasil elektabilitas NasDem di angka 2,7 persen dan dapat hasil akhir 6,7 persen," kata Willy menanggapi survei Indikator yang mencatat elektabilitas NasDem sebesar 5,7 persen, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, kekuatan NasDem terletak pada ketokohan para caleg yang maju melalui NasDem. Bukan terletak pada identitas partai atau tingkat keterkenalan masyarakat terhadap nama, logo, dan nomor urut partai.
"Kekuatan NasDem itu seperti fenomena gunung es, dengan basis 'party id' sudah 5,7 persen ditambah dengan kekuatan figur caleg, NasDem bisa memperoleh suara lebih tinggi," tutur Willy.
Willy menuturkan, NasDem tidak mendapatkan "cocktail effect" yang besar dari dukungan partai kepada Jokowi. Itulah alasannya mengapa NasDem menggunakan seluruh kekuatan pada kefiguran caleg untuk meraup suara.
"Kami sadar itu karena partai baru yang tidak bersandar pada efek ekor jas capres," tuturnya.
Kendati demikian, NasDem mengapresiasi hasil survei elektabilitas yang dirilis oleh Indikator. Menurutnya hasil survei tersebut merupakan sebuah rapor bayangan menjelang Pemilu yang akan dilaksanakan 14 hari mendatang.
"Tentu kami bersyukur dan optimis akan memberikan lompatan besar bila baseline partai sudah di angka 5,7 persen," ucapnya.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan adanya tren kenaikan elektablitas Partai NasDem. Pada Oktober 2018, elektabilitas Partai NasDem hanya 3,2 persen, kemudian naik menjadi 4,2 persen pada Desember 2018 dan kini menjadi 5,7 persen.
Dengan perolehan ini, menjadikan NasDem sebagai partai ketujuh yang diprediksi lolos ambang batas parlemen dalam Pemilu 2019. Di bawah NasDem, ada PPP dengan elektabilitas 4,9 persen. (*)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019