Bandung (ANTARA News) - Orangtua Achrianie Yulfie salah seorang korban yang menghilang diduga menjadi anggota aliran sesat Alquran Suci, yakni Ahmad Suprapto (52) dengan Ny Tati Sumiati (42) mendatangi Mapolwiltabes Bandung, Selasa, mempertanyakan hasil penyelidikan kasus hilangnya anak mereka.
"Kami sebelum ke Polwiltabes Bandung, sempat ke Polsekta Kiaracondong dan Polresta Bandung Tengah, melakukan hal serupa, namun karena tidak ada jawaban yang memuaskan, kami mendatangi Mapolwiltabes Bandung," kata Ahmad Suprapto yang ditemui di Mapolwiltabes, Bandung, Selasa.
Dia mengaku sengaja datang ke Bandung dari Karawang untuk mempertanyakan perkembangan kasus hilangnya anak mereka, Achrianie Yulfie yang hilang sejak dua bulan lalu setelah mengikuti pengajian Alquran Suci.
Namun berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, kata dia, polisi belum menemukan titik terang keberadaan anak korban yang dilaporkan menghilang sejak tanggal 9 September 2007 silam.
"Saya yakin anak saya masih berada di Bandung, karena pada tanggal 20 Oktober 2007 lalu, anak saya sempat berkirim surat yang cap stempel posnya dari Bandung. Dalam surat tersebut anak saya mengabari dalam keadaan sehat dan berada di suatu tempat yang tidak bisa disebutkan di mana," katanya.
Atas dasar surat itu, kata ayah korban, dirinya memberikan petunjuk kepada penyidik Polwiltabes Bandung bahwa korban masih ada di sekitar Bandung dan berharap polisi bisa mengungkap hilangnya mahasiswi Poltek Pajajaran itu.
Sementara itu Kapolwiltabes Bandung Kombes Pol Bambang Suparsono kepada pers mengatakan, pihaknya masih terus menyelidiki secara intensif hilangnya mahasiswi asal Karawang yang diduga setelah ia mengikuti jejak aliran sesat tersebut.
"Kami masih terus mengumpulkan bukti dan petunjuk serta meminta keterangan saksi, termasuk keluarga dan kerabat korban, namun sampai Selasa ini kami belum bisa mengungkap keberadaan korban," kata Kapolwiltabes Bandung.
Diakui Kapolwiltabes, pihaknya belum menemukan titik terang mengenai keberadaan korban maupun tempat lokasi perkumpulan aliran tersebut. "Pendeknya kami masih melakukan penyelidikan secara intensif," kilah Kapolwiltabes.
Dalam kesempatan itu Kapolwiltabes minta agar semua masyarakat bisa memberikan informasi terkait keberadaan kelompok aliran tersebut. "Kami minta peran aktif masyarakat agar kasus ini segera terungkap, karena saya yakin masyarakatlah yang lebih tahu," ujarnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007