"Tahun ini targetnya sekolah tangguh bencana dibentuk di 15 SD dan SMP," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Eddy Christijanto kepada Antara di Surabaya, Rabu.
Ia menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya sejak 2018 telah membentuk 15 sekolah tangguh bencana tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), termasuk SMP 8 dan SMP 9.
Murid-murid di sekolah-sekolah tangguh bencana tersebut telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan pencegahan bencana; upaya tanggap darurat bencana gempa bumi, kebakaran dan kecelakaan lalu lintas; serta pelatihan resusitasi jantung.
Pengelola sekolah-sekolah tersebut juga menyepakati titik kumpul di sekolah apabila terjadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya sudah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mitigasi bencana bagi 300-an SMP negeri maupun swasta dan 700-an SD negeri dan swasta pada 9-20 Oktober 2018.
Eddy mengatakan pemerintah kota mengembangkan kelurahan dan sekolah tangguh bencana dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan warga mengantisipasi dan menghadapi bencana.
"Saat ini sudah ada sekitar 60 kelurahan tangguh bencana dan 15 sekolah tangguh bencana," katanya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana bersama pemerintah daerah berupaya membangun budaya tangguh bencana guna meminimalkan dampak bencana.
Upaya itu antara lain dilakukan dengan meningkatkan pemahaman mengenai risiko bencana dan upaya mitigasi maupun antisipasinya, serta menghidupkan kearifan lokal dalam mencegah dan menangkal bencana.
Baca juga: Sleman berencana tambah sekolah dan desa siaga bencana
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019