Kupang, 30/10 (ANTARA) - Pemerintah Timor Leste masih menyelidiki status Lukas Neno (45) yang ditembak mati oleh aparat TNI pada Jumat pekan lalu di wilayah Motamasin, Selatan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). "Pemerintah masih selidiki status korban dengan menemui keluarga, karena informasi yang diterima menyebutkan bahwa korban adalah warga negara Indonesia yang beristrikan orang Timor Timur. Jadi statusnya belum jelas," kata Konsulat Republik Demokratik Timor Leste di Kupang, Caetano de Sousa Guterres, SH, MH, Selasa. Dia mengemukakan hal itu dalam wawancara dengan ANTARA melalui telepon genggam terkait belum diterimanya jenazah warga negara Timor Leste Lukas Neno (45) yang ditembak mati aparat TNI di wilayah perbatasan pekan lalu. Jenazah Lukas Neno saat ini masih di RS Tentara Bantuan di Atambua dan pihak TNI tetap memperlakukan secara manusiawi. Dia mengatakan, pemerintah Timor Leste akan bertemu keluarga korban untuk merundingkan apakah jenazah korban dikubur di Indonesia atau dibawa pulang ke Timor Leste. Semuanya tergantung pada keluarga korban. Pemerintah Timor Leste, kata dia, akan membantu untuk memfasilitasi keluarga kalau memang harus dimakamkan di Indonesia, tetapi jika keluarga menghendaki untuk dibawa pulang ke Timor Leste, maka pemerintah Timor Leste akan menjemput jenazahnya. "Jadi sekali lagi tergantung keluarga korban. Kalau istri dan anak-anaknya ingin dikubur di Timor Leste kami akan menjemput jenazahnya, tetapi keluarga laki-laki di Indonesia minta supaya dikuburkan di Indonesia kita fasilitasi keluarga ke Indonesia," kata Caetano yang mengaku sedang berada di Jakarta mendampingi Menlu Timor Leste. Dia berjanji setelah kembali dari Jakarta akan melanjutkan perjalanan ke Atambua untuk membesuk mayat sekaligus melakukan kontak dengan pemerintah Timor Leste untuk mempercepat proses penguburan jenazah. Keterangan yang diperoleh menyebutkan, mayat Neno sempat dibawa ke pintu perbatasan di Motamasin, wilayah yang berbatasan langsung dengan Salele, kampung halaman korban di wilayah Distrik Covalima, Timor Leste ,untuk dimakamkan di sana. Namun, pihak Timor Leste belum mau menerimanya karena harus ada petugas hukum yang menjemputnya di pintu perbatasan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007