Kalau masih ada yang mau menerapkan khilafah di Indonesia, itu sama saja mengkhianati para pendiri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya para ulama besar, KH Agus Salim, KH Wahid Hasyim, dan ulama-ulama lain yang juga pahlawan nasional

Jakarta (ANTARA) - Partai NasDem menegaskan bahwa tidak boleh ada satu pihak pun yang berani mengubah ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila dengan ideologi mana pun, termasuk khilafah karena Pancasila merupakan harga mati.

"Partai NasDem akan menolak dengan tegas bila Pancasila diganti karena mengkhianati para pendiri bangsa, termasuk kalangan ulama. Semua kader partai antimahar ini pun tegas mengawal Pancasila," kata anggota Dewan Pakar Partai NasDem, Teuku Taufiqulhadi, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, khilafah sudah tidak relevan lagi dibahas di Indonesia, begitu pun di negara-negara jazirah Arab yang tidak menerima sistem tersebut.

"Kalau masih ada yang mau menerapkan khilafah di Indonesia, itu sama saja mengkhianati para pendiri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya para ulama besar, KH Agus Salim, KH Wahid Hasyim, dan ulama-ulama lain yang juga pahlawan nasional," ujar Taufiqulhadi.

Anggota DPR RI Komisi III ini menegaskan, tidak ada perlu mencari-cari sistem lain karena NKRI dan Pancasila sudah tidak bisa ditawar.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kesempatan berbeda mengingatkan kepada kader dan simpatisan NasDem untuk terus menjaga nilai-nilai Pancasila ciri khas bangsa Indonesia.

Menurut Paloh, hanya Pancasila yang bisa menyelamatkan bangsa ini dari perpecahan.

"Selamatlah bangsa kita kalau rakyat masih punya kemampuan dan keinginan tetap mempertahankan prinsip dasar bangsa dan negara pada ideologi Pancasila. Sudah menjadi kewajiban bagi kader NasDem untuk memulai itu dari diri sendiri," tegasnya.

Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny mengatakan Pancasila mulai diaplikasikan lewat generasi milenial yang mudah terserang paham radikalisme.

Langkah Presiden Joko Widodo dinilainya pun sudah tepat karena menyasar generasi kekinian. "Ideologi itu harus dilawan dengan idelogi," tuturnya.

Menurut dia, Pancasila itu bukan sekadar diomongkan dan slogan tetapi dilakukan. Orang itu menjiwai Pancasila dalam berperilaku jujur, integritas, disiplin, kerja keras dan hidup saling menghargai perbedaan," tuturnya.

Mengenai kemunculan intoleransi, kata Benny, itu karena Pancasila mulai dilupakan orang. Padahal, harusnya rakyat Indonesia bersyukur karena memiliki Pancasila yang mampu mempererat.

Ia pun mengapresiasi komitmen kedua capres baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto terhadap nilai-nilai Pancasila.

"Pancasila harus menjadi cara berpikir, bertindak, bernalar yaitu anak-anak bangsa. Anak-anak bangsa harus disatukan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa yang final dan tidak perlu lagi dipersoalkan," tegasnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019