Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Relawan Jokowi Cakra 19, Andi Widjajanto, menegaskan bahwa strategi penyebaran informasi hoaks dan politik identitas tidak akan mempan digunakan di Pilpres 2019.
"Politik identitas itu hanya kasuistik. Kalau melihat sebarannya di Indonesia, politik identitas ini sangat kecil dimainkan sebagai isu. Kita melakukan ratusan pilkada di tingkat kabupaten, kota dan provinsi. Kalau itu dipersentase isu identitas yang dimainkan itu sangat kecil. Benar-benar tidak ada," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.
Begitu juga dengan pabrikasi hoaks yang terus dilancarkan untuk meruntuhkan reputasi pasangan calon petahana, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurut mantan Sekretaris Kabinet ini, Jokowi sering diterpa berita bohong sejak maju sebagai capres pada Pemilu 2014 .
Bahkan, Jokowi dihantam dengan isu PKI, isu agama, dan isu-isu hoaks lainnya. Tapi nyatanya, Jokowi tetap menang di 2014.
"Soal politik identitas plus hoaks yang selalu saya tekankan ke 01 adalah kita di 2014 itu diserang dengan strategi obor rakyat. Strategi yang mirip-mirip dengan hoaks di skala 2014, tapi strategi itu gagal kok," tegasnya.
Strategi hoaks, lanjut Andi, terbukti tidak sampai mempengaruhi keyakinan pemilih. "Nah di 2019 ini sudahlah, strategi itu (politik identitas dan hoaks) gagal di 2014. Masih nekad mereka coba, kita pastikan itu enggak mempan. Pasti gagal," tuturnya.
Yang terpenting, Andi berharap, sesuai pesan yang disampaikan Jokowi pada debat keempat lalu, masyarakat jangan sampai tercerai berai gara-gara politik lima tahunan.
"Saya mengulang aja kata-kata pak Jokowi. Jangan sampai (kampanye) pemilu yang enam bulan ini membuat rantai sepeda kita putus. Jangan sampe rantai sepeda bangsa ini putus hanya gara-gara pemilu lima tahunan," jelas Andi.
Andi meyakini, di sisa waktu sekitar dua pekan ini masyarakat sudah menentukan pilihan siapa yang akan dipilih sebagai pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan.
"Kalau berjalan normal serta melihat survei-survei yang ada, secara rasional kita sudah tahu elektabilitas siapa yang nanti akan tinggi pada 17 April nanti," ucapnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019