Jayapura, Papua (ANTARA) - Kendati keadaan kurang nyaman di pengungsian GOR Toware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, namun ada Pojok Baca yang menjadi pelipur lara tersendiri bagi sejumlah anak-anak di tempat itu.
Banjir bandang yang menimpa Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu (16/3) telah memaksa 7.617 warga mengungsi. Sebagian dari mereka memanfaatkan gelanggang olahraga itu untuk mengungsi sementara.
Menurut penjaga Pojok Baca, Ulfa Ulifia (27), fasilitas itu diselenggarakan dua pekan lalu. "Kegiatannya membaca, baik membaca bersama atau mandiri," kata penjaga Pojok Baca, Ulfa ditemui di GOR pada Senin (1/4/2019).
Alas karpet karet yang digelar di atas podium tempat duduk penonton serta jejeran buku menghiasi salah satu sisi arena GOR.
Pengurus menyediakan sejumlah jenis buku bacaan baik cerita dongeng, cerita dunia binatang maupun buku menggambar.
Buku-buku dengan sampul bergambar warna-warni tampak menarik perhatian.
Cerita-cerita bertokoh binatang atau fabel, hingga cerita legenda tak ketinggalan dipajang oleh sampul-sampul buku.
Bagi anak-anak balita di tempat pengungsian juga kadang diajarkan mengenal huruf abjad.
Selain membaca buku, Ulfa menambahkan anak-anak juga diajak menuangkan kreativitas mereka melalui permainan plastisin warna-warni.
"Sebenarnya program yang kami lakukan disini supaya anak-anak tidak berkeliaran di luar. Sekarang anak-anak tidak sekolah, karena itulah kami adakan ini supaya mereka tetap belajar disini supaya tidak kosong," ujar Ulfa.
Pojok Baca itu merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Nusantara Sejati yang bermitra kerja dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua, serta UNICEF.
Pojok Baca sudah berkegiatan sejak GOR dimanfaatkan sebagai tempat pengungsian.
Anak-anak kecil berlarian dan warga yang mengobrol mengisi waktu luang menjadi pemandangan rutin di GOR itu.
Beberapa tikar dan karpet mengalasi lapangan dalam GOR yang "disulap" menjadi tempat pengungsian sementara.
Pojok Baca itu juga kerap dihampiri oleh mereka yang bosan berada di GOR.
Umur anak-anak pengungsi yang memanfaatkan Pojok Baca bervariasi mulai dari 2 tahun hingga tingkat SD.
Ulfa berharap fasilitas dan kegiatan Pojok Baca selain menjadi giat pendidikan, juga dapat menjadi penyembuh trauma bagi anak-anak.
Para pengungsi pada hari itu pun mendapatkan semangat dari kehadiran Presiden Joko Widodo yang datang meninjau keadaan mereka.
Dalam acara itu, Presiden menjelaskan Pemerintah Provinsi Papua sedang mencari lahan untuk relokasi rumah yang rusak akibat terjangan banjir bandang.
"Relokasi nya akan segera ditetapkan oleh gubernur dan bupati dan kalau sudah tempatnya nanti dibebaskan dan sudah ditetapkan, baru kita akan masuk nanti untuk pembangunan rumahnya," ujar Jokowi.
Selain rencana relokasi dan bantuan pembangunan rumah, pemerintah juga telah menandatangani Kesepakatan Rehabilitasi Kawasan Pegunungan Cycloop dan Pemulihan Daerah Aliran Sungai Sentani.
Pemulihan lahan dilakukan dengan penanaman pohon dan penghijauan area yang gundul untuk mencegah terjadinya banjir bandang.
"Untuk jangka panjang yang namanya Cycloop itu juga harus direhabilitasi, harus dihijaukan kembali, harus ditanam kembali sehingga bencana-bencana yang kemarin datang itu tidak terjadi lagi," demikian Jokowi.
Banjir bandang menerjang kawasan Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu sore hingga malam hari.
Keadaan di beberapa ruas jalan di Sentani masih terlihat endapan pasir halus yang dibawa oleh air banjir.
Ketika meninjau lokasi terdampak di Desa Kemiri, Distrik Hinekombe, Kabupaten Jayapura, terdapat mobil berwarna biru yang rusak diterjang banjir bandang dan masih berada di sisi jalan desa.
Endapan pasir berwarna abu-abu juga menutupi halaman SDN Inpres Kemiri. Kegiatan belajar mengajar bagi siswa-siswi terpaksa dipindahkan ke SMP 2 distrik itu karena tertimbun pasir.
Jokowi pun meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membersihkan dan membenahi sekolah itu mulai Selasa (2/4).
Kesempatan itu dimanfaatkan sembilan bocah yang sejak Kepala Negara datang di tempat itu memanggil-manggil nama Jokowi untuk mengajaknya melihat sekolah mereka yang rusak.
Jokowi mengajak dan memegang pundak beberapa diantara mereka sembari meninjau upaya pembersihan pasir dan melihat kerusakan yang menimpa rumah-rumah.
"Berkaitan dengan sekolah, ini teriak-teriak sekolahnya di SMP 2. Kita segera perbaiki sekolahnya dan dibersihkan besok langsung dikerjakan, ya, anak-anak, ya. Supaya bisa kembali di sini dan dikerjakan, ya, besok yang sekolah langsung dikerjakan," ujar Jokowi.
Upaya pemberian pendidikan dan pengajaran menjadi fokus, selain pembangunan rumah tinggal.
Anak-anak sebagai masa depan Papua, harus terus mendapat pendidikan di tengah keadaan yang masih berantakan dan pengerjaan perbaikan yang dilakukan.*
Baca juga: Korban banjir Sentani ikut unbk gunakan pakaian seragam pinjaman
Baca juga: Sebagian warga korban banjir Sentani pindah rumah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019