Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tidak akan ada realokasi anggaran untuk membiayai peningkatan subsidi karena meroketnya harga minyak internasional. "Peningkatan subsidi itu (menutupnya) ya dari peningkatan penerimaan minyak itu, bukan dari pos lain, kan dalam alokasi sudah ada kavling-kavling tersendiri," kata Menkeu usai menghadiri penyerahan Piagam MURI kepada Menkeu RI Pertama, AA Maramis dalam rangka Hari Keuangan RI ke-61 di Jakarta, Selasa. Menurut Sri Mulyani yang juga menerima Piagam MURI sebagai wanita pertama yang menjadi Menkeu RI, tidak gampang untuk mengubah alokasi anggaran tanpa melalui proses pembahasan APBN dengan DPR. Kalaupun dari peningkatan penerimaan tidak cukup untuk menutup tambahan defisit, maka harus ada sumber pembiayaan lain yang berarti akan meningkatkan defisit APBN. Namun pemerintah tidak berencana untuk meningkatkan defisit yang telah ditetapkan di APBNP 2007 sebesar 1,5 persen dari PDB. "Itu adalah mekanisme yang ada, kecuali ada kebijakan yang sifatnya menyeluruh seperti biaya perjalanan yang dipotong sehingga ada dana yang bisa dimanfaatkan," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Menkeu mengatakan, bahwa pihaknya bersama Bank Indonesia terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan perekonomian baik yang menyangkut dalam negeri maupun internasional. "Sekarang ini perekonomian global sangat tidak pasti dan tidak tentu, banyak yang memberikan skenario yang sifatnya perlu kita waspadai terus-menerus mulai dari pelemahan dolar AS dan dampak subprime mortgage serta harga minyak. "Ada tiga faktor yang kita lihat di mana ketiganya akan berinteraksi dan memberikan dampak bagi perekononomian, dan pada saat yang sama kita juga melihat otoritas-otoritas fiskal dan moneter di seluruh dunia telah melakukan berbagai tindakan untuk membuat pengaruh itu seminimal mungkin," katanya. Menurut dia, tidak ada yang tahu apakah itu akan efektif atau tidak karena itu pemerintah harus lihat apa yg terjadi di perekonomian global. "Ini harus terus-menerus kita pantau, bagaimana dampak ke perekonomian karena dia bisa berpengaruh ke APBN, ekspor yang melemah," katanya. Khusus terhadap subsidi, menurut Menkeu, ada tiga komoditas yang masih disubsidi yaitu minyak tanah, diesel, dan premium, serta subsidi listrik di mana PLN masih menggunakan BBM sebagai sumber energinya. "Yang juga terpengaruh adalah bagaimana bagi hasil dengan daerah, karena kalau harga minyak tinggi, daerah penghasil minyak tentu akan mengkalkulasi penerimaan yg lebih tinggi. Itu akan memberikan dampak terhadap struktur APBN," katanya. Sementara itu mengenai opsi menambah setoran dividen BUMN untuk menutup tambahan subsidi, Menkeu mengatakan, dengan harga minyak tinggi maka dengan sendirinya Pertamina akan menerima laba yang lebih besar dan kemungkinan dalam bentuk profit yang lebih tinggi. Otomatis Pertamina punya kapasitas untuk memberi dividen yang lebih besar dari apa yang mereka rencanakan. "Tapi kita harus lihat karena harga minyak 90-an itu terjadi dalam bulan-bulan ini. Kita akan lihat berapa lama dan berapa pengaruhnya terhadap penerimaan Pertamina," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007