Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan aliran Al Qiyadah Al Islamiyah, Ahmad Mushaddeq, berserta enam pengikutnya Senin malam (29/10) menyerahkan diri ke Mapolda Metro Jaya, kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman. Mushaddeq dan para pengikutnya itu kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, katanya di Jakarta, Selasa. "Dia dan pengikutnya mendatangi Mapolda Metro Jaya untuk menyerahkan diri tadi malam (Senin, red) sekitar pukul 19.30 WIB," katanya. Ia mengatakan, penyidik belum menetapkan mereka sebagai tersangka kasus penistaan agama atau tindak pidana lain , sebab polisi masih mencari keterangan atau alat bukti yang kuat. Menurut Kapolda Metro Jaya, polisi telah menyita sejumlah barang bukti antara lain empat buku tulisan Mushaddeq, rekaman dan gambar-gambar berisi ajaran aliran itu. Dikatakannya, Mushaddeq menyerahkan diri setelah melihat reaksi umat Islam dari berbagai media massa yang merasa terganggu dengan aliran itu. Dengan penyerahan diri itu, Kapolda Metro Jaya meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap pengikut aliran Al Qiyadah. "Kalau tetap main hakim sendiri maka bisa jadi nanti malah akan menimbulkan persoalan hukum yang baru," katanya menegaskan. Selain memeriksa Mushaddeg, Polda Metro Jaya juga telah memeriksa isterinya terkait dengan aliran itu. Sejumlah umat Islam di Jawa Barat dan Jakarta telah merasa terganggu dengan munculnya aliran ini sebab dinilai menyimpang dari ajaran agama Islam. MUI, Tangkap Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar telah meminta agar aparat kepolisian segera menangkap pimpinan Al Qiyadah yang telah mencemaskan, dan menyesatkan umat Islam. Sebelumnya, sekitar 100 orang anggota Front Pemuda Islam (FPI) Jawa Barat berunjuk rasa ke DPRD Jawa Barat, mendesak penegak hukum agar pimpinan Al Qiyadah, Ahmad Moshaddeq dihukum mati sesuai Syariat Islam. Kapolri Jenderal Polisi Sutanto sebelumnya juga meminta aparatnya untuk mencari Mushaddeq dan para tokoh-tokoh Al Qiyadah. Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah didirikan Ahmad Mushaddeq setelah mengaku mendapatkan wahyu untuk menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Dalam ajarannya, pengikut aliran ini tidak mewajibkan melaksanakan salat, ibadah puasa, dan menunaikan ibadah haji.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007