Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S Goeltom, mengatakan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai di atas 90 dolar AS per barel dalam jangka pendek masih menguntungkan Indonesia. "Dalam jangka pendek menguntungkan, karena meningkatkan pendapatan pemerintah, menaikkan cadangan devisa, neraca pembayaran, naiknya harga komoditas" kata Miranda di sela-sela sebuah seminar yang diselenggarakan ABN Amro di Jakarta, Selasa. Namun, dia tidak menyebutkan berapa lama kenaikan harga minyak itu akan menguntungkan. "Seberapa lama dampak ini menguntungkan .... itu susah untuk menentukan, karena banyak faktor yang harus dihitung," jelasnya. Tetapi, dia juga memperingatkan bahwa "secondary effect" juga harus diperhatikan, karena Indonesia masih mengimpor barang turunan yang dalam jangka panjang juga akan mengurangi neraca pembayaran. Miranda hanya menegaskan bahwa kenaikan harga minyak ini tidak akan mengubah target yang telah ditetapkan. "Untuk target inflasi, GDP (gross domestic product) masih tidak berubah," tegasnya. Dia juga memperkirakan inflasi tahun depan akan lebih rendah dari tahun ini dan perekonomian juga akan lebih baik dari tahun ini. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007