Nairobi (ANTARA News) - Komisi Anti-Terorisme Dewan Keamanan PBB (CTC), Senin, meminta agar hak asasi manusia (HAM) dihormati dalam perang terhadap terorisme. CTC dan lebih dari 70 organisasi dunia dan badan PBB telah membuka pertemuan tiga hari di Nairobi, Senin, untuk memikirkan cara negara-negara dapat mengamankan lebih baik perbatasan mereka dari terorisme dan bagaimana PBB bisa membantu mereka. CTC yang memiliki 15 anggota akan memusatkan perhatian pada sejumlah masalah seperti merintangi gerakan teroris melintasi perbatasan, meningkatkan kemampuan negara untuk mendeteksi pengapalan senjata gelap dan mencegah kekejaman terhadap pengungsi, serta sistim suaka. "Tidak kurang penting dalam memerangi terorisme itu adalah penghormatan pada hak asasi manusia dan hukum internasional, kata duta besar Ricardo Alberto Arias dari Panama, pemimpin CTC. "PBB telah menegaskan bahwa setiap tindakan yang diambil untuk memerangi terorisme harus sesuai dengan semua kewajiban yang relevan menurut hukum internasional, khususnya hak asasi manusia, hukum kemanusiaan dan pengungsi," katanya, seperti dikutip AFP. Selain badan PBB, pertemuan itu dihadiri oleh para diplomat dari Interpol, Uni Afrika, Uni Eropa, Liga Arab, Masyarakat Karibea dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara. Pertemuan itu berlangsung di Kenya, tempat pemerintah mendapat tekanan karena dikirimnya ke Ethiopia, Somalia dan Guantanamo Bay sedikitnya 19 warga Kenya yang ditangkap di perbatasan dalam perang antara pasukan Ethiopia dan milisi Islam Somalia awal tahun ini. AS menjadi sasaran kecaman internasional atas "penanganan luar biasa" yang dilakukannya terhadap para tersangka pelaku terorisme yang dilaporkan telah diambil dan dikirim keluar dari sejumlah negara tanpa proses hukum. Dibentuk oleh Dewan Keamanan segera setelah serangan teroris September 2001 di AS, CTC ditugasi untuk mengawasi pelaksanaan resolusi dari tahun itu yang minta negara anggota PBB untuk meningkatkan langkah anti-terorisme mereka. (*)
Copyright © ANTARA 2007