Bangkok (ANTARA News) - Ekosistem dan kesehatan penduduk di kawasan Asia-Pasifik menurun, seiring dengan rusaknya lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Progam Lingkungan Hidup PBB (UNEP) meluncurkan laporannya di Bangkok mengenai `Prospek Lingkungan Hidup Global ke-4` (GEO-4). Laporan itu secara serentak diluncurkan ke 40 kota di seluruh dunia. Asia dan Pasifik, yang dihuni oleh 60 persen penduduk dunia, berhasil menurunkan kemiskinan dengan baik, tetapi kemajuan itu juga menyebabkan meningkatnya masalah lingkungan hidup, menurut laporan GEO-4 yang peluncurannya untuk wilayah Asia-Pasifik dipusatkan di Bangkok. Direktur UNEP untuk Wilayah Asia-Pasifik, Surendra Shrestha, ketika secara resmi meluncurkan laporan tersebut mengatakan laporan GEO-4 diluncurkan bersamaan dengan peringatan 20 tahun Laporan `Masa Dengan Kita Bersama` yang disusun oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Komisi Brundtland). Laporan yang disusun oleh 388 ilmuwan dan peneliti dari berbagai negara tersebut menyebutkan wilayah Asia dan Pasifik dalam satu dekade terakhir telah berhasil meningkatkan kemampuannya untuk melindungi lingkungan, efisiensi penggunaan energi, dan penyediaan air minum. Namun demikian, wilayah ini masih menghadapi sejumlah masalah lingkungan hidup yang serius, seperti pencemaran udara, krisis air tawar, berkurangnya area pertanian dan meningkatnya sampah, kata laporan setebal 540 halaman itu. "Kesejahteraan miliaran penduduk di sejumlah negara berkembang sedang menghadapi bahaya karena kegagalan dalam menangani masalah-masalah yang relatif sederhana dan terbukti berhasil diselesaikan di wilayah lainnya," menurut laporan GEO-4, yang bertema `Lingkungan Hidup untuk Pembangunan` itu. Salah satu hambatan utamanya adalah karena kebijakan lingkungan hidup belum sepenuhnya diinteregasikan dengan kebijakan ekonomi, kata laporan itu. GEO-4 mengatakan dampak perubahan iklim di wilayah Asia-Pasifik antara lain kemarau dan banjir yang makin parah, degradasi tanah, dan intrusi air laut karena naiknya permukaan laut. "Produktivitas pertanian tampaknya akan menurun cukup banyak karena peningkatan suhu dan perubahan pola hujan," kata laporan UNEP yang menganalisa sejumlah masalah lingkungan hidup, seperti tanah, air, atmosfir dan keragaman hayati di berbagai belahan dunia itu. Mengenai kualitas udara, GEO-4 mengatakan peningkatan kebutuhan energi dan peningkatan tajam dalam penggunaan motor menyebabkan pencemaran yang serius, dan keadaan itu diperburuk dengan asap dari kebakaran hutan. UNEP pertama kali mengeluarkan laporan GEO pada 1997, namun laporan ke-4 ini yang paling komprehensif, ujar Shrestha. (*)
Copyright © ANTARA 2007