Simpang Empat, Sumbar (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) masih kekurangan pasokan es untuk pendingin ikan di daerah itu.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Pasaman Barat, Zulfi Agus, di Simpang Empat, Selasa membenarkan nelayan di daerah itu sangat kesulitan memperoleh es sebagai pendingin ikan.

"Kebutuhan es untuk nelayan Pasaman Barat sekitar 100 ton per hari. Saat ini yang tersedia oleh pasokan lokal hanya mampu 60 ton per hari," katanya.

Ia menyebutkan saat ini di Pasaman Barat hanya ada tiga pabrik dengan produksi terbatas.

Ketiga pabrik itu di Suko Mananti dengan produksi lima sampai tujuh ton per hari, pabrik di Air Bangis dengan produksi tiga sampai lima ton per hari dan pabrik di Air Balam dengan produksi 40 sampai 45 ton per hari.
"Dengan kapasitas 60 ton per hari maka nelayan Pasaman Barat sangat kekurangan es karena kebutuhan mencapai 100 ton per hari," ujarnya.

Menurutnya dengan kondisi itu Pasaman Barat butuh investor pabrik es sebab kebutuhan nelayan akan es sangat tinggi.

"Produksi ikan nelayan di Pasaman Barat mencapai 109.000 per tahun. Sangat butuh investor pabrik es," sebutnya.

Terhadap kekurangan itu maka nelayan mendatangkan es dari luar Pasaman Barat seperti dari Mandailing Natal Sumatera Utara dan Padang. Namun dengan harga yang lebin tinggi. Pihaknya juga menerima bantuan mesin es curah dari Kementerian Desa untuk menambah ketersediaan es.

"Jika es dari Pasaman Barat harganya Rp20 ribu hingga 25 ribu per batang. Jika dari luar Pasaman Barat bisa mencapai Rp30 ribu lebih," katanya.

Pihaknya sangat menerima jika ada investor yang ingin membangun pabrik es di Pasaman Barat dengan aturan dan izin yang ada.***1***

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019