Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Selasa pagi, merosot, menyusul aksi lepas matauang lokal tersebut oleh pelaku pasar, setelah sebelumnya menguat hingga di bawah level Rp9.100 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah 11 poin menjadi Rp9.110/9.115 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.099/9.110 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar melakukan aksi lepas rupiah untuk mencari untung (profit-taking), setelah hari sebelumnya menguat. Pelaku pasar cenderung mengindahkan perkiraan pasar bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan kembali suku bunga fedfund, katanya. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga Fedfund sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen dari 4,75 persen. The Fed sebelumnya telah menurunkan bunga fedfund sebesar 50 basis poin. Menurut dia, koreksi terhadap rupiah terjadi hanya sesaat, kemungkinan pada sore nanti akan kembali menguat, karena pasar cenderung positif terhadap mata uang lokal itu. "Kami optimis insentif pasar yang cukup besar akan kembali memicu rupiah menguat hingga kembali dibawah level Rp9.100 per dolar AS," ucapnya. Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan bisa berada di bawah level Rp9.050 per dolar AS bahkan mencapai level Rp9.000 per dolar AS, apabila penurunan suku bunga The Fed itu terjadi. Apalagi dolar AS terhadap euro merosot hingga ke titik yang cukup rendah, dan juga melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya, katanya. Ia mengatakan, merosotnya dolar AS kemungkinan akan berlanjut sejalan dengan melemahnya indikator ekonomi AS akibat melambatnya pertumbuhan ekonominya. Dolar AS terhadap euro mencapai 1,4415 dan terhadap yen menjadi 114,70. Para pelaku pasar saat ini sedang menunggu laporan data ekonomi AS dan komentar dari The Fed mengenai kebijakan bank sentral di masa datang. (*)

Copyright © ANTARA 2007