Sleman (ANTARA) - Produk dengan branding "Beras Sleman" yang diproduksi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Sleman siap dipasarkan di sejumlah toko modern berjejaring nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memperluas pasar.

"Saat ini kami sedang melakukan kerja sama dengan salah satu toko jejaring nasional untuk memasarkan 'Beras Sleman' di 26 outlet di wilayah DIY," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Selasa.

Menurut dia, produk "Beras Sleman" yang akan dipasarkan tersebut dalam kemasan ukuran satu kilogram, dua kilogram, lima kilogram dan 10 kilogram sehingga mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Saat ini kami masih menunggu izin edar 'Beras Sleman', diharapkan bulan depan sudah bisa dipasarkan melalui toko modern," katanya.

Ia mengatakan, untuk saat ini "Beras Sleman" sudah dipasarkan di enam pasar tradisional, seperti Pasar Prambanan, Pasar Sambilegi, Pasar Sleman, Pasar Cebongan, Pasar Mlati dan sejumlah pasar tradisional di Sleman lainnya.

"Selain itu 'Beras Sleman' juga dipasarkan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Sleman. Sekitar 1.400 ASN yang telah berlangganan, dengan kemasan 10 kilogram tipe beras premium, berarti tiap bulan di tingkat ASN yang tersalur sebanyak 14 ton 'Beras Sleman'. Target kami tahun ini bisa menembus sebanyak 5.000 ASN," katanya.

Heru mengatakan, pihaknya juga terus melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kualitas "Beras Sleman" yang diproduksi Gapoktan di seluruh wilayah Sleman.

"Kami terus memantau kualitas 'Beras Sleman', kami tempatkan petugas penyuluh mutu pertanian di masing-masing wilayah, Sleman barat, Sleman tengah dan Sleman timur untuk terus mempertahankan kualitas 'Beras Sleman' yang diproduksi dan dikemas masing-masing Gapoktan," katanya.

Ia mengatakan, produk "Beras Sleman" dijamin memiliki kualitas yang bagus dan rasanya enak, bahkan lebih enak dibandingkan beras dari daerah lain.

"Kualitas 'Beras Sleman' ini sangat bagus, karena dihasilkan dari pertanian di wilayah Sleman yang merupakan daerah lereng Gunung Merapi dengan pengairan yang sangat cukup dan belum terkena pencemaran," katanya.

Produk "Beras Sleman" ini, kata dia, dipasarkan dengan harga Rp11 ribu per kilogram untuk kelas premium.

"Sedangkan untuk Gapoktan yang memproduksi 'Beras Sleman' mendapatkan keuntungan 10 persen dari hasil penjualan," katanya.*


Baca juga: Sleman optimistis surplus beras meskipun lahan menyusut


Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019