Ternate (ANTARA) - Sejarawan dari Universitas Khairun Ternate Rustam Hasim meminta pemerintah memastikan kegiatan pembangunan di kawasan Pantai Salero, Kota Ternate, Maluku Utara, tidak sampai mengganggu situs sejarah Dodoku Ali.
"Situs sejarah Dodoku Ali itu tidak saja merupakan cagar budaya yang harus dijaga kelestariannya, tetapi juga merupakan bagian penting dari keberadaan Kesultanan Ternate pada masa lampau," katanya di Ternate, Selasa.
Dodoku Ali, ia melanjutkan, merupakan kawasan pelabuhan yang menjadi pintu keluar masuk armada kapal Kesultanan Ternate, termasuk armada kapal perang yang pada masa lalu dikenal di berbagai penjuru Nusantara hingga mancanegara.
Rustam Hasim mengatakan sekarang situs sejarah itu merupakan bukti keperkasaan Kesultanan Ternate, yang pada masa lampau menguasai 72 pulau yang ada di Nusantara serta wilayah Filipina dan Palau.
Logikanya Kesultanan Ternate bisa memiliki kekuasaan di 72 pulau berarti memiliki armada laut yang sangat kuat dan itu berarti keberadaan pelabuhan saat itu yang kini yang dikenal dengan nama Dodoku Ali sangat penting, katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan, Pemerintah Kota Ternate dan pihak lain yang ingin membangun di kawasan sekitar Dodoku Ali harus memperhatikan keberadaan situs sejarah itu, tidak saja pada bagian darat, tetapi juga pada wilayah laut sekitarnya.
Sejumlah kalangan, termasuk masyarakat adat Ternate, menyoroti banyaknya kegiatan pembangunan di sekitar kawasan Dodoku Ali, seperti pembangunan pusat perbelanjaan modern dan reklamasi pantai di kawasan itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ternate Samin Marsaoly mengatakan pemerintah kota akan mempertahankan keberadaan situs sejarah Dodoku Ali.
Baca juga: Dermaga peninggalan Belanda di Ternate direnovasi
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019