Jakarta (ANTARA) - Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan anak muda Aceh menawarkan solusi atasi hoaks yang dinilai cukup mengkhawatirkan di Bumi Serambi Mekkah ini, terutama saat mendekati pelaksanaan pemilu serentak 2019.

"Pertama, anak muda sebagai individu maupun komunitas terlibat berkolaborasi dengan pemerintah maupun elemen masyarakat untuk mensosialisasikan bahaya hoaks," kata Jaleswari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Jaleswari mengungkapkan mereka juga bisa memberikan pemahaman atau mengkampanyekan literasi digital.

Kedua, memperbanyak ruang-ruang perjumpaan antarkomunitas.

"Kedai kopi bisa dijadikan ruang untuk saling bertemu, bertukar gagasan, dan melakukan cross-check satu sama lain. Melalui ruang perjumpaan ini, anak muda bisa terlibat aktif memfilter informasi yang berkembang di ruang publik," jelasnya.

Ketiga, lanjut Jaleswari, memenuhi ruang publik, termasuk ruang publik digital, dengan karya. Karya yang dihasilkan anak-anak muda akan menjadi narasi positif yang bisa mengalahkan maraknya berita palsu atau hoaks, sebagai kontra-narasi.

Jaleswari mengatakan ketiga rumusan ini disampaikan dalam sebuah diskusi yang dikemas santai di kedai kopi untuk anak-anak muda yang digelar di Inspirasi Kopi Banda Aceh, Senin (1/2).

Diskusi yang digelar oleh Kedeputian V KSP ini dihadiri lebih dari 50 anak muda lintas komunitas, diskusi yang bertema “Peran Anak Muda Aceh Menangkal Hoaks” ini berlangsung seru dan antusias.

Jaleswari mengungkapkan dalam diskusi ini mereka urun rembug untuk memecahkan masalah hoaks yang cukup mengkhawatirkan di Aceh.

Menurut survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Januari 2019, Aceh merupakan salah satu daerah dengan tingkat penyebaran hoaks yang sangat tinggi. Bertengger di tiga besar bersama Jawa Barat dan Banten.

Jaleswari dalam pengantar Inspirasi Kopi Aceh tersebut, menyampaikan bahwa KSP ingin mendorong anak-anak muda untuk ikut memikirkan dan berkontribusi mengenai masalah-masalah kebangsaan, termasuk hoaks.

"Anak muda harus terlibat. Ini kerja besar membangun budaya dan masa depan Indonesia. Anak-anak mudalah yang nanti menjadi penerus estafet kepemimpinan bangsa," katanya.

Rizki, salah satu peserta diskusi dari komunitas Turun Tangan chapter Aceh, menilai bahwa acara ini sangat baik dan menginspirasi bagi anak-anak muda Aceh.

"Saya berharap acara seperti ini tidak hanya sekali. Tetapi diperbanyak. Ruang diskusi semacam ini sangat penting untuk anak-anak muda. Bukan hanya di Aceh. Tetapi di seluruh Indonesia," harapnya.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019