Pancasila tidak akan ada artinya bila keadilan tidak diwujudkan
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila RI, RM Benny Susetyo berpandangan Pancasila harus menjadi kebiasaan (habit) bagi warga Indonesia
"Pancasila itu bukan doktrin tetapi habit atau kebiasaan bagi warga Indonesia," kata Benny di Jakarta, Kamis, dalam diskusi yang diselenggarakan CSIS, Senin.
Menurut dia, dulu Pancasila kerap digunakan sebagai doktrin yakni dengan dihafal dan menjadi slogan, namun sekarang ini sudah menyentuh kehidupan manusia.
Benny juga mengatakan, semakin orang belajar Pancasila, maka orang tersebut akan semakin menjiwai nilai-nilai kemanusiaan.
Pancasila diaplikasikan dalam kebijakan publik, misalnya sila persatuan dan sila keadilan sosial, pembangunan infrastruktur di luar Jawa merupakan perwujudan dari sila ketiga dan keempat.
Hal yang tidak kalah penting, jelas Benny melalui pendidikan nilai.
"Pendidikan bukanlah doktrinasi, baik itu pendidikan nilai, keluarga, dasar, maupun pendidikan menengah," kata Benny
Menurut Benny pendidikan nilai adalah menanamkan nilai-nilai lewat kebiasaan-kebiasaan keteladanan, kejujuran, integritas itu ditanamkan dalam pendidikan nilai sejak dasar.
Menurutnya pendidikan nilai itu menyangkut religiusitas.
"Religiusitas adalah orang yang percaya pada Tuhan yang Maha Esa, orang yang tidak menginjak-injak martabat kemanusiaan, orang yang mau menghargai perbedaan-perbedaan," ujar Benny.
Benny juga mengutip kata-kata dari Prof. Dr. Diah Karya, "Pancasila tidak akan ada artinya bila keadilan tidak diwujudkan."
Baca juga: Komnas HAM soroti Pancasila tidak dibahas sebagai pemersatu
Baca juga: Jimly minta mantan anggota HTI dirangkul kembali ke Pancasila
Pewarta: Agus Saeful Iman dan Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019