Manokwari (ANTARA) - Dua orang warga Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, terombang-ambing selama delapan hari di laut, satu orang selamat dan satu lainya meninggal dunia.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari, George Leo Mercy Randang di Manokwari, Senin, mengatakan, korban ditemukan di Perairan Serui, Papua pada Senin (1/4), oleh Anggota Polres Waropen saat hendak memancing di Teluk Saireri.
Saat itu Anggota Polres Waropen bernama Andreo Kamusi melihat ada sebuah perahu viber yang terombang ambing. Di perahu itu terdapat seorang pria yang tidak lain Edy Rumbarar berteriak meminta pertolongan.
Melihat situasi tersebut, Andreo Kamusi pun bergegas mendekati perahu dan menariknya menuju daratan. Selanjutnya ia membawa Edy ke Kantor Polres untuk diberikan pertolongan.
"Di Polres saudara Edy menceritakan peristiwa yang dialami sejak berangkat dari Numfor hingga ditemukan. Saat itu korban berangkat dari Numfor pada Senin 25 Maret bersama pamanya bernama Abner Invandi. Mereka hendak pulang ke Oransbari namun bahan bakar mesin perahunya habis diperjalanan," kata dia.
Selama berada di tengah laut dua orang ini tidak memiliki stok bahan makanan. Mereka bertahan hidup dengan meminum air hujan dan memakan betatas/ubi mentah. Pada hari kelima Abner Invandi meninggal dunia diduga karena kelaparan dan kehausan.
Melihat jasad pamanya yang terbujur kaku diatas perahu Edy pun hanya pasrah. Pada hari ketujuh jasad korban mulai membengkak dan membusuk. Karena tidak kuat dengan aroma jasad tersebut Edt membuang jasad pamanya di laut antara biak dan Pulau Yapen.
"Edy bertahan di atas perahu hingga terbawa arus dan ditemukan di Teluk Saireri tepatnya di antara Pulau Yapen dan Pulau Nau berjarak kurang lebih 15 mile dari pantai Waropen," katanya lagi.
Edy masih diamankan dan menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit Waropen.
Terkait peristiwa ini, Basarnas bersama Polres Manokwari sudah melakukan pencarian sebelum akhirnya korban ditemukan di Serui. Pencarian dilakukan selama beberapa hari namun tidak memperoleh hasil yang diharapkan.
Pewarta: Toyiban
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019