Jakarta (ANTARA) - Ratusan warga negara Indonesia pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Belanda, menyatakan sikapnya menolak rasisme dan tindakan antikeberagaman.
Berdasarkan siaran pers di Jakarta, Senin, sekitar 250 WNI di Belanda yang tergabung dalam komunitas Eropa Pilih Jokowi-Eropa Pilih Amin (Paijo-Paimin), mendeklarasikan sikapnya di Museumplein, Amsterdam, Belanda.
"Kami prihatin terhadap seluruh rentetan peristiwa tindak rasisme dan antikeberagaman di Selandia Baru, Filipina dan Inggris yang membuat semakin mengemukanya dan menguatnya prasangka- prasangka yang bermuara pada tindakan rasisme dan anti keberagaman," ujar salah seorang anggota jamaah sekaligus aktivis Masjid Indonesia Al-Hikmah Amsterdam Wahyu Koen.
Wahyu mengatakan di mana-mana di dunia sedang dilanda kebangkitan primordialisme, kebangkitan pribumiisme, kebangkitan rasa menjadi yang paling murni dan yang paling berhak dibanding yang lain.
"Yang lebih memprihatinkan lagi adalah dibawanya rasisme secara sengaja oleh politikus-politikus ke dalam diskursus publik, ke dalam ruang-ruang demokrasi," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Wahyu, komunitas WNI yang tergabung dalam Paijo-Paimin, mengutuk keras dan menyatakan sikap menentang rasisme dan anti keberagaman.
"Penolakan tidak hanya terhadap tindakannya, namun juga indoktrinasinya yang diusung oleh para politikus ke dalam ruang publik," tegas dia.
Dalam konteks Pemilu 2019, mereka mengambil aksi nyata tidak memilih calon-calon yang diusung dan didukung oleh komponen-komponen rasis dan antikeberagaman.
"Sudah saatnya politik yang menggunakan rasisme kita tenggelamkan bersama-sama," ujar dia.
Pernyataan sikap tersebut diikuti dengan gerakan tari bersama atau "flashmob" serta menyalakan lilin di atas bunga mawar merah putih sebagai simbolisasi penolakan terhadap tindakan rasisme indoktrinisasi rasisme dalam proses demokrasi di Indonesia.
Acara pernyataan sikap sekaligus "flashmob" yang digagas oleh aktivis relawan Jokowi yakni Lestari Wiji dan Evelyn Silitonga ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Museumplein.
Para penggagas berharap bahwa acara tersebut dapat beresonansi tidak hanya di Eropa, namun juga ke negara-negara lain, khususnya Indonesia, melalui unggahan masif ke semua platform media sosial populer misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, dan WhatsApp.
Mereka juga optimistis bahwa kegiatan flashmob Paijo-Paimin mampu menghimpun WNI di Belanda untuk berada di garda terdepan dalam hal berpolitik secara riang gembira dan berpesta demokrasi dengan merayakan keberagaman penuh sukacita.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019