Madiun (ANTARA) - Nilai investasi yang masuk ke wilayah Kota Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir hingga mencapai Rp5 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Koperasi, dan Usaha Mikro Kota Madiun, Harum Kusumawati, Senin mengatakan nilai sebesar Rp5 triliun tersebut paling besar disumbang dari bidang perdagangan dan jasa. Seperti sejumlah hotel berbintang, pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat hiburan di Kota Madiun.
"Nilai investasi yang masuk fluktuatif setiap tahun. Kalau total investasi mencapai Rp5 triliun sampai tahun 2018. Untuk awal 2019, investasi yang masuk sudah Rp260 miliar," ujar Harum Kusumawati kepada wartawan.
Dinas Penanaman Modal mencatat, terdapat 997 unit izin usaha yang ada di Kota Madiun sejak tahun 2009 hingga 2018. Paling banyak merupakan izin usaha rumah indekos yang mencapai 275 unit. Kemudian pergudangan sebanyak 251 unit dan perindustrian sebanyak 230 unit.
Ia menjelaskan, investasi paling tinggi terjadi pada tahun 2017 yang mencapai Rp1,3 triliun. Sedangkan pada tahun 2018 total investasi yang masuk mencapai Rp900 miliar lebih.
Sesuai rencana, pada April tahun ini Hotel Ibis akan masuk dan mulai dibangun di Jalan Agus Salim Kota Madiun. Nilai investasi Hotel Ibis tersebut mencapai Rp80 miliar.
"Untuk proses perizinan. mulai dari amdal, izin gangguan, hingga izin ketinggian dari Lanud Iswahjudi telah terpenuhi," kata dia.
Adapun, izin ketinggian tersebut diperlukan mengingat nantinya hotel kelas bintang empat itu akan berdiri dengan delapan lantai.
Pihaknya menambahkan, peningkatan nilai investasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai terobosan dan promosi yang dilakukan oleh Pemkot Madiun, terlebih dalam membangun dan menjadikan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan dan industri di wilayah eks-Kerisidenan Madiun.
Kondisi tersebut didukung adanya stasiun besar, jalur ganda KA, dan jalan tol. Adapun, target investasi yang masuk untuk tahun 2019 ditetapkan sebesar Rp380 miliar.
Baca juga: Pemkot Madiun targetkan nilai investasi 2019 capai Rp380 miliar
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019