Di sini listrik baru masuk, komputer belum ada di sekolah. Jaringan internet juga lelet,

Batam (ANTARA) (ANTARA) - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di pulau-pulau penyangga Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) masih menerapkan Ujian Nasional berbasis Pinsil (UNBP) dan Kertas, karena terbatasnya infrastruktur di sana.

"Kami masih UNKP, belum UNBK," kata Kepala SMAN 7 Pulau Kasu, Edison melalui sambungan telepon di Kota Batam, Senin.

Ia menambahkan kebanyakan sekolah yang berada di pulau-pulau penyangga masih menerapkan UNBK. Hanya sekolah di Pulau Belakangpadang saja yang sudah melaksanakan UN Berbasis Komputer.

"Di sini listrik baru masuk, komputer belum ada di sekolah. Jaringan internet juga lelet," ujar dia.

Menurut dia, tidak ada kendala pelaksanaan UNPK di sekolahnya pada hari pertama ujian nasional di sekolahnya.

Peserta UNKP yang berasal dari pulau-pulau lain tidak ada yang diinapkan di sekitar sekolah, seperti UN tahun-tahun sebelumnya. Jumlah peserta UN di SMAN 7 Pulau Kasu sebanyak 43 siswa.

"Muridnya menginap di rumah masing-masing, jadi bolak-balik saja. Tapi semua lancar, enggak ada kendala. Walau pun hujan," kata dia.

Seluruh peserta UN datang tepat waktu.

Ia juga yakin, tidak ada soal yang bocor, meski masih berbasis pensil dan kertas.

Kepala Sekolah bercerita, seluruh soal didistribusikan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepri ke masing-masing pengawas sekolah dengan dikawal Polsek Belakangpadang. Kemudian, dengan dibawah pengawasal aparat Polsek, soal dibawa ke tiap sekolah.

Sementara itu, kendala server sempat mengganggu pelaksanaan hari pertama UNBK di SMAN 1 Kota Batam.

"Tadi sempat eror saat log in. Tapi langsung diselesaikan oleh teknisi," kata Wakil Ketua Pelaksana UNBK SMAN 1 Batam, Sikkat Simanulang.

SMAN 1 Batam sengaja menempatkan tiga orang teknisi di sekolah selama pelaksanaan UNBK, untuk mengantisipasi gangguan, seperti yang terjadi hari ini.

Sikkat Manulang mengatakan, gangguan server hanya terjadi beberapa menit, sehingga tidak mengurangi waktu ujian para siswa.

Sebanyak 292 siswa SMAN 1 Batam mengikuti ujian dalam 3 laboraturium dan 3 sesi, yaitu pukul 7.30-9.30 WIB, 10.30-12.30 WIB dan 14.00-16.00 WIB. Setiap sesi diikuti sekitar 100 orang siswa.

"Terdapat 120 komputer yang kami gunakan untuk UNBK," sebut dia.

Sedangkan untuk sambungan listrik, pihak sekolah tidak menyiapkan genset, hanya mengandalkan ketangguhan aliran listrik dari PT Pelayanan Listrik Nasional (Bright Batam). Begitu pula dengan jaringan internet, panitia hanya bergantung pada PT Telkom.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019