Kinerja positif BRIsyariah di tahun 2018 ditunjang oleh dana pihak ketiga khususnya pertumbuhan dana murah (current account saving account atau CASA) melalui pemanfaatan akses jaringan layanan haji dan pembayaran gaji karyawan dan secara tahunan, per
Jakarta (ANTARA) - PT Bank BRIsyariah Tbk pada 2018 membukukan laba sebelum pencadangan sebesar Rp776,771 miliar, meningkat 30,35 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya, sementara asetnya juga tumbuh 20,20 persen menjadi Rp37,91 triliun dari Rp31,54 triliun.
"Kinerja positif BRIsyariah di tahun 2018 ditunjang oleh dana pihak ketiga khususnya pertumbuhan dana murah (current account saving account atau CASA) melalui pemanfaatan akses jaringan layanan haji dan pembayaran gaji karyawan dan secara tahunan, pertumbuhan dana murah BRIsyariah di tahun 2018 naik sebesar 24,02 persen," kata Sekretaris Perusahaan BRIsyariah Indriati Tri Handayani dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Indriati berharap pada 2019, diharapkan pertumbuhan dana murah dapat terus meningkat sehingga komposisi dana murah dibanding dengan total dana pihak ketiga BRIsyariah ke depan dapat menekan biaya dana dan mengoptimalkan keuntungan bagi stakeholders.
"Upaya pencapaian tersebut akan didorong berbagai program dan strategi yang telah disiapkan, termasuk dengan meningkatkan kerjasama payroll dengan institusi. Total, sepanjang Desember 2018, BRIsyariah telah menjalin kerjasama baru dengan berbagai institusi baik swasta, BUMN maupun satuan kerja di bawah kementrian/lembaga negara," katanya.
Selain tabungan payroll, dukungan terhadap ekosistem haji umrah menjadi kunci peningkatan dana murah. Dukungan ini ditunjukkan tidak hanya melalui produk tabungan, tapi juga penandatanganan nota kesepahaman dengan Al Rajhi Bank untuk remitansi yang ditandatangani pada 29 Maret 2019.
"Di sisi pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan yang memiliki profil risiko rendah merupakan pendorong utama pertumbuhan pembiayaan. Di tahun 2018 BRIsyariah menunjukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 14,96 persen," kata Indriati.
Pada 2019, pembiayaan BRIsyariah akan tetap fokus pada segmen bisnis konsumer sebagai long-term key growth driver dan komersil sebagai short-term key growth driver yang diharapkan dapat menciptakan trickle down business bagi segmen bisnis lainnya termasuk konsumer.
Namun di sisi lain, BRIsyariah juga akan fokus pada pengelolaan Non-Performing-Financing dan terus mengevaluasi kontrol terhadap risiko untuk menyelaraskan pertumbuhan bisnis dengan pengendalian risiko yang memadai.
Sinergi dengan induk pun akan terus ditingkatkan di berbagai bidang, antara lain Sumber Daya Insani dan pengembangan jaringan untuk pendalaman pasar di wilayah-wilayah “blank-spot” BRIsyariah baik di bidang pendanaan, transaksi bisnis maupun operasional guna mendukung pertumbuhan bisnis dengan cara efisien. Sinergi ini terwujud melalui Kantor Layanan Syariah (unit kerja BRI yang melayani transaksi Syariah) yang jumlahnya akan terus bertambah. Tercatat pada bulan Desember 2018, ada 1103 KLS di unit kerja BRI di seluruh Indonesia.
Sementara di platform digital BRIsyariah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah antara lain dengan pengembangan produk digital yang telah ada, melalui layanan integrasi dari Internet Banking (iBank) dan Mobile Banking (BRIS Online). Keduanya adalah fondasi bagi peningkatan dana murah dan pendapatan jasa BRIsyariah.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019