Tangerang (ANTARA) - Pengusaha asal Korea Selatan menjajaki bisnis topi bambu yang dikerjakan oleh perajin di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
"Kami sudah mendapatkan kunjungan dari Korea Selatan yang tergabung dalam lembaga resmi "Korea Trade Investment Promotion Agency (Kotra)" dan , mereka melihat langsung kegiatan perajin topi bambu," kata pegiat topi bambu Agus Hasanudin di Tangerang, Senin.
Agus mengatakan pengusaha asal negeri ginseng itu juga melihat kegiatan koperasi topi bambu termasuk manajemen pengelolaan dan pemasaran.
"Korea Trade Investment Promotion Agency (Kotra)" sebuah Agen Perdagangan, Pemasaran dan Promosi Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan di Jakarta meninjau koperasi topi bambu di Cikupa.
Wakil Presiden Direktur Kontra, Lee Chang Hyun mengatakan telah melakukan kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) untuk pengembangan koperasi di Indonesia.
Dalam konjungan beberapa waktu lalu, Hyun terkesan dengan produk topi bambu yang dihasilkan dari perajin.
Masalah itu karena bahan baku untuk produk topi yang berasal dari bambu tidak sulit diperoleh karena banyak tumbuh dan berkembang di Pulau Jawa.
Bahkan Hyun dan rombongan mengapresiasi upaya perajin karena masih menerapkan pembuatan topi secara alami dan melalui kerajinan tangan tanpa mesin.
Demikian pula bahan baku kerajinan topi adalah ramah lingkungan dan dapat dilakukan daur ulang dan tidak merusak alam sekitar.
Pemerintah Korea Selatan telah menjalin kesepakatan dengan Indonesia dab komitmen satu desa satu produk bahwa pengusaha Korea yang menanamkan modal di Indonesia diharapkan dapat membantu produk lokal.
Agus mengharapkan topi bambu dapat dipasarkan di Korea Selatan sehingga menambah pendapatan bagi perajin setempat.
Topi bambu merupakan lambang dari Kabupaten Tangerang dan topi tersebut telah dikenal sejak penjajahan Belanda serta digunakan oleh Gerakan Pramuka Indonesia.
Namun belakangan ini usaha topi mulai redup seiringan Gerakan Pramuka mengunakan topi yang terbuat dari kain.
Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019