Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Sutanto menilai keberadaan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah telah meresahkan masyarakat dan sudah memerintah seluruh aparat kepolisian di daerah untuk mencari tokoh-tokohnya. "Sudah ada perintah kepada Polda-Polda di seluruh Indonesia untuk mencari mereka," kata Kapolri di Kantor Presiden Jakarta, Senin, seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Transparency International Indonesia. Menurut Kapolri, pencarian terutama ditujukan kepada para tokohnya, sedangkan para pengikutnya akan disadarkan. "Mereka yang ikut-ikutan disadarkan, jangan sampai terjerumus lebih jauh. Seperti kasus (penyelesaian) di Padang, mereka telah kembali," katanya. Kapolri berharap di daerah lain juga dapat diterapkan hal-hal seperti itu. Saat ditanya apakah aliran itu telah melanggar hukum, Kapolri mengatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. "Yang jelas kan sudah membuat masyarakat resah, sekarang sedang kita periksa sejauhmana pelanggaran hukum yang terjadi, masih dalam proses penyelidikan," katanya. Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah didirikan Ahmad Moshaddeq. Dia mengaku pada 3 Juli 2006, setelah bertapa selama 40 hari 40 malam mendapat wahyu dari Allah sebagai Rasul menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Dalam ajarannya, aliran ini tidak mewajibkan pengikutnya melaksanakan salat, ibadah puasa, dan menunaikan ibadah haji.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007