"Pergerakan harga gabah menunjukkan penurunan sejak Februari 2019, dan Maret menjadi puncak panen. Pada April juga masih terjadi panen," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Senin.
Kecuk, sapaan akrabnya, memaparkan dari 2.135 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Maret 2019, tercatat transaksi GKP 69,04 persen, gabah kering giling (GKG) 8,99 persen, dan gabah kualitas rendah 21,97 persen.
Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.530 per kg atau turun 5,11 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.654 per kg atau turun 5,01 persen.
BPS mencatat, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani sebesar Rp4.296 per kg atau turun 6,93 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.393 per kg atau turun 6,95 persen.
Dibandingkan Maret 2018, rata-rata harga pada Maret 2019 di tingkat petani untuk kualitas GKP dan gabah kualitas rendah mengalami penurunan masing-masing 3,22 persen dan 1,63 persen, sedangkan GKG mengalami kenaikan 1,62 persen.
Demikian juga di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada Maret 2019 dibandingkan dengan Maret 2018 untuk GKP dan gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan masing-masing 2,87 persen dan 1,61 persen, sedangkan GKG mengalami kenaiakan 1,78 persen.
Pada Maret 2019, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.815,00 per kg, turun sebesar 1,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.555,00 per kg, turun sebesar 2,49 persen. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp9.271,00 per kg, turun sebesar 2,15 persen.
Dibandingkan Maret 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada Maret 2019 untuk semua kualitas yaitu premium, medium, dan rendah mengalami penurunan masing-masing 0,79 persen, 1,47 persen, dan 2,96 persen.
Baca juga: Kementerian Pertanian pantau panen dan harga gabah di Jember
Baca juga: Meski turun, harga gabah dinilai masih untungkan petani
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019