Jakarta (ANTARA News) - Kalangan produsen tabung gas meminta perpanjangan waktu sampai pertengahan Pebruari 2008 untuk memenuhi pengadaan tabung gas untuk konversi penggunaan minyak tanah ke gas tahun 2007 sebesar 10,19 juta unit. Perpanjangan waktu tersebut, diperkirakan tidak akan mengganggu target konversi mengingat pasokan tabung dan kompor gas untuk konversi bagi masyarakat sebesar enam juta unit tahun ini bisa terpenuhi. Hal itu terkemuka dalam diskusi dengan Asosiasi Industri Tabung Baja (Asitab) dan Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Depperin Anshari Bukhari di Jakarta, Senin. Dirjen ILMTA Depperin Anshari Bukhari mengatakan, berdasarkan penghitungan kemampuan produksi satu per satu dari 12 perusahaan yang terlibat pengadaan proyek tabung gas ukuran tiga kilogram tersebut, target pemenuhan produksi dan pengiriman 10,19 juta tabung pada Desember 2007 tidak bisa dipenuhi. "Namun, kami sudah menghitung secara rinci, dengan perpanjangan 1,5 bulan, yaitu kira-kira pertengahan Pebruari atau minggu ketiga Pebruari 2008, semua (kontrak pengadaan tabung gas) bisa terpenuhi," katanya. Ia mengatakan hal itu karena pada dasarnya kapasitas produksi tabung gas nasional mencukupi, karena total kapasitas produksinya mencapai 29,6 juta tabung gas per tahun untuk tabung ukuran tiga kilogram. Namun, karena ada masalah perlambatan penyerahan dan libur panjang pada hari raya lebaran kemarin, maka jadwal pengiriman tabung gas tersebut tertunda. Anshari mengatakan, pihaknya telah menghitung dengan optimalisasi produksi dari dua giliran (shift) menjadi tiga shift, dan melakukan sub kontrak terhadap industri tabung gas yang sudah mampu memenuhi jadwal maupun dengan industri tabung gas yang belum mendapat tender tahun ini, maka pengiriman 10,19 juta tabung gas untuk tahun 2007 ke Pertamina bisa dipenuhi pada Pebruari 2007. Ia mengatakan, perpanjangan waktu pengiriman tabung gas tersebut tidak akan mengganggu program konversi tahun 2007, karena tabung gas dan kompor gas yang dibagi ke masyarakat sebenarnya hanya sebesar masing-masing enam juta unit. Sisanya untuk penggantian pengisian tabung gas. "Sebenarnya, riil yang kita bagi ke masyarakat hanya enam juta kompor dan enam juta tabung, sedangkan enam juta tabung lainnya hanya untuk rolling di agen. Jadi kalau target pemerintah bisa jalan, yang enam juta bisa jalan, yang enam juta sisanya untuk rolling bisa dipenuhi sampai Pebruari (2008)," katanya. Depperin sendiri, dikatakan Anshari, berharap Pertamina tidak melakukan impor, karena industri dalam negeri bisa memenuhi, dengan demikian diharapkan proyek pemerintah bisa mendorong tumbuhnya industri nasional. Sementara itu, Ketua ASITAB Tjiptadi mengatakan, perlambatan penyerahan tabung gas ke Pertamina sebesar 10,19 juta tersebut akibat pemasangan mesin baru selesai sehingga tidak bisa menggenjot langsung produksi tabung gas di dalam negeri. "Tapi akhir Desember, semua sudah siap," katanya. Selain itu, banyaknya libur panjang, serta adanya masalah pengiriman yang antri ke Pertamina, karena ruang Pertamina yang terbatas. Ia juga mengakui ada masalah teknis akibat produksi digenjot ada alat produksi seperti kompresor yang rusak, sehingga menghambat produksi. Namun, ia berjanji, kalangan produsen tabung gas mampu memenuhi target yang dijanjikan yaitu Pebruari 2007. Bahkan ia menyatakan siap menerima denda bila target tersebut tidak bisa dipenuhi. Sampai Desember 2007 diperkirakan total tabung gas yang bisa diproduksi mencapai 5,5 juta unit, sehingga terjadi defisit sebesar 4,5 juta unit yang akan dipenuhi pada Pebruari 2007. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007