Kediri (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berbicara tentang pentingnya menjaga karakter dalam menghadapi era seperti sekarang ini, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di Kediri, Jawa Timur(Jatim).
"Jika menghadapi situasi saat ini, karakter sungguh diperlukan. Jika bicara kepemimpinan sesungguhnya 95 persen adalah karakter. Seorang pemimpin yang berkarakter dari sisi agama," katanya saat di Pondok Pesantren Kedunglo, kota Kediri, Minggu malam.
Ia mengatakan, selama ini dirinya sering mendampingi Presiden Jokowi berkunjung ke daerah, termasuk ke pondok pesantren. Presiden berkomitmen kuat untuk memperhatikan pesantren, sehingga membuat keputusan 22 Oktober sebagai hari santri nasional.
Untuk ke depan, ia menambahkan pemerintah juga berencana membuat UU Pondok Pesantren, di mana hak dan kewajiban dari pesantren akan semakin nyata.
"Presiden juga berpesan, walaupun ada UU Pondok Pesantren, Presiden katakan jangan coba-coba untuk dihilangkan tradisi yang baik di pesantren itu, harus tetap tumbuh dan berkembang," kata Moeldoko yang asli warga kabupaten Kediri itu.
Ia juga sangat berharap, para orang tua selalu mengajarkan tentang pendidikan agama kepada anak-anaknya. Selama ini, peranan pondok pesantren juga besar untuk mengajarkan agama, bahkan masih mewarnai karakter bangsa Indonesia, namun orang tua juga berperan.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau kira-kira kita mengabaikan kehidupan pesantren, seperti apa nasib bangsa Indonesia. Ini di tengah lingkungan global luar biasa, teknologi informasi cepat telah mengubah tata kehidupan manusia. Bukan hanya di Indonesia, tapi dimana-mana," kata dia di depan ribuan jamaah wahidiyah tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini telah gangguan, telah terjadi sebuah perubahan yang luar biasa. Kehidupan saat ini dengan kekuatan jari-jari, bisa mengubah segalanya, termasuk menyebarnya berita hoaks. Jika hal itu dibiarkan, dikhawatirkan bisa memicu perpecahan di antara masyarakat.
Ia sangat menyayangkan jika hal itu terjadi, sebab Indonesia adalah negara yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 259 juta jiwa.
Dirinya menceritakan saat kunjungan ke Afganistan, di mana saat itu Presiden Afganistan pernah berpesan agar pemerintah Indonesia hati-hati. Indonesia adalah negara besar, ketimbang Afganistan yang hanya ada 14 etnis, dengan jumlah penduduk sekitar 35 juta jiwa, namun terus bertikai selama 40 tahun.
"Jika negara tidak aman, kita tidak bisa hidup nyaman, tidak bisa hidup seperti ini, tidak bisa kumpul seperti ini, tidak bisa ibadah dengan tenang, tidak bisa sekolahkan anak demi masa depan yang lebih baik," katanya..
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat selalu menjaga persatuan, persaudaraan. Kendati berbeda pilihan dalam Pemilu 2019, diharapkan masyarakat tidak terpecah belah.
"Pilkada, pemilihan Presiden itu setiap lima tahun sekali, itu pasti berlangsung. Kenapa harus bertikai, kenapa berkelahi, untuk apa?. Jangan. Kalau itu terjadi maka kita yang merugi," katanya mengingatkan.
Ia juga berharap, agar pondok pesantren juga ikut membantu pemerintah dalam upaya pembentukan karakter. Menurut dia, apa yang dilakukan di pesantren ini juga sesuai dengan keinginan pemerintah, yang membantu kesejahteraan masyarakat.
Moeldoko datang ke pesantren dengan rombongan. Sejumlah kepala daerah ikut serta acara itu, seperti Pelaksana Tugas Bupati Tulungaung Maryoto Birowo. Rombongan juga disambut pengasuh pesantren dan setelah dialog sebentar langsung menuju panggung.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019