Jakarta (ANTARA News) - Harga perdana saham PT Jasa Marga sebesar Rp1.700 per saham dinilai agak mahal oleh investor institusi, pada umumnya harga saham Jasa Marga ditawar sekitar Rp1.500 sampai Rp1.600 per saham. Hal tersebut diakui Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, di sela-sela pencatatan saham PT Wijaya Karya Tbk (Wika), di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin. Menurutnya, saat roadshow di luar negeri beberapa waktu lalu, institusi keuangan besar asing enggan membeli saham Jasa Marga, lantaran harga saham sebesar Rp1.800 per saham dinilai agak mahal. Mereka menawar di harga Rp1.600 per saham. Sofyan juga mengungkapkan, investor besar dalam negeri, semacam PT Jamsostek, yang diharapkan menjadi pembeli potensial, malah menawar harga saham Jasa Marga pada harga Rp1.500 per saham. Sementara pengamat pasar modal Edwin Sinaga menilai harga saham Jasa Marga sebesar Rp1.700 dinilai agak mahal. Hal ini dikarenakan perusahaan sejenis yang listing di BEJ price earning ratio (PER)-nya tidak semahal Jasa Marga. "Saya kira agak sedikit mahal yah, kira-kira PERnya sekitar 16 kali, jadi masih agak mahal," katanya. Meski begitu, Edwin mengatakan, karena pasar saat ini sedang euforia, maka potensi kelebihan permintaan saham Jasa Marga sangat terbuka. "Seperti Wika harganya juga mahal, tetapi karena pasarnya mendukung, maka bisa oversubscribe, begitu juga dengan Jasa Marga," katanya. Sofyan menjelaskan, asal muasal kontroversi, bermula ketika penjamin emisi menilai harga wajar saham Jasa Marga berkisar antara Rp1.100 - Rp1.500 per saham. Namun pihak kementerian BUMN menolak hasil penilaian penjamin emisi tersebut, dan bersikeras meminta harga saham Jasa Marga pada kisaran Rp1.800. Kenyataannya, investor luar negeri malah menilai harga tersebut kelewat mahal. Berdasarkan penilaian tersebut, maka pemerintah kemudian menetapkan harga saham Jasa Marga pada level Rp1.700 per saham. Namun dengan harga baru tersebut, investor dalam dan luar negeri belum memberikan respon. Pihak penjamin emisi sendiri hingga kini masih menunggu respon investor atas harga baru tersebut. "Sekarang kan harganya sudah ditetapkan di Rp1.700. Sekarang kembali ke investornya. Apakah mereka mau di harga tersebut," ujar Direktur Utama Bahana Securities Heri Sunaryadi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007