Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Agung Laksono menegaskan, pimpinan DPR tidak mengetahui perihal anggaran sebesar Rp350 miliar untuk merombak total Komplek Perumahan Dinas Anggota DPR di Kalibata, walaupun pimpinan DPR telah menerima hasil kajian Ditjen Cipta Karya mengenai perombakan perumahan itu. "Saya baru tahu adanya angka-angka itu dari media massa. Angka-angka itu saya tidak tahu-menahu bersumber darimana," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin. Agung menegaskan, selama beberapa tahun terakhir, anggota DPR RI yang menempati perumahan di Kalibata banyak tersiksa karena adanya kebocoran, saluran pipa pembuangan air yang sering mampet, serangan rayap dan sebagainya. Setiap tahun kondisinya semakin parah. "Setiap bulan harus dikeluarkan dana untuk perbaikan yang jumlahnya semakin besar," kata Agung. Karena itu, kata Agung, DPR meminta Ditjen Cipta Karya untuk melakukan kajian dan penelitian. Hasilnya, perlunya perumahan itu dirombak total. "Memang kalau dilihat dari usianya, perumahan ini sudah perlu dipertimbangkan untuk direnovasi. Perumahan dinas ini dibangun tahun 1980-an," kata Agung. Agung menegaskan, kondisi perumahan itu sudah rusak berat. Tetapi kajian dan penelitian Ditjen Cipta Karya baru disampaikan kepada Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan pimpinan DPR. "Kami memang telah menerima kajian dan penelitian dari Ditjen Cipta Karya. Tetapi belum membahas, apalagi diputuskan," katanya. Agung mempertanyakan, beredarnya angka Rp350 miliar yan disebut-sebut sebagai dana untuk merehab total perumahan itu karena persoalan ini belum ada pembahasan dan keputusan apapun. "Darimana dana itu? Saya sudah tanyakan kepada Sekjen apa ada keputusan di luar keputusan yang diambil pimpinan. Sekjen tegaskan tidak ada," katanya. Sekjen DPR Faisal Djamal menjelaskan, di Komplek Kalibata terdapat 496 rumah dinas. Sedangkan di Ulujami Jakarta Selatan terdapat 51 rumah dinas yang saat ini ditempati anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD). Dengan jumlah rumah itu, maka dana untuk pemeliharan yang harus dikeluarkan setiap tahun sangat besar karena untuk satu rumah membutuhkan setidaknya Rp3 juta/tahun. Daripada dana pemeliharaan semakin membengkak, maka ada gagasan untuk merenovasi secara total. Perumahan ini sudah berumur lebih 20 tahun. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007