Sidoarjo (ANTARA) - Calon Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memperdengarkan pidato Bung Tomo saat melakukan orasi pada kampanye terbuka yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo Jawa Timur, Minggu.
"Saya memang ingin diputarkan kembali pidato Bung Tomo, ini membuktikan kalau sekarang ini harus berjuang," katanya saat orasi di hadapan ribuan peserta yang hadir.
Ia mengatakan, rakyat Indonesia ini tidak sebagaimana yang dipikirkan oleh sedikit elit yang ada di Jakarta.
"Saya tahu siapa mereka, saya kenal mereka dari kecil, saya saksi mata segala ulah mereka. Karena itu, saya tidak mau lagi bersama dengan mereka," katanya.
Ia mengatakan, Bangsa Indonesia ini tidak hanya dikuasai elit yang tidak cinta negara, yang biasanya kumpul sore-sore.
"Kekayaan Indonesia itu tidak tinggal di Indonesia. Kalau nggak ada duitnya ngapain pakai kartu ini itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, rakyat Jatim dipelopori ulama kiai resolusi jihad yang berani berdiri dan melawan penjajah tidak menyerah pada ultimatum asing.
"Peringatan kalian posisi tertentu jangan lupa posisi itu pangkat berasal dari rakyat Indonesia. Tidak benar pejabat ancam rakyatnya sendiri. Ingat sumpah jenderal harus bela negara bangsa," katanya.
Dirinya juga bangga, karena masyarakat percaya karena ibarat bermain sepak bola, harus ada sebelas orang ada yang jadi kiper, bek ada striker, ada tukang pijit semuanya satu tim.
"Semuanya harus bekerja terutama 17 April harus amankan TPS awasi TPS," katanya.
Sementara itu, Calon Wakil Presiden Republik Indonesia Sandiaga Uno mengatakan, jika tujuh bulan semua pihak meragukan Prabowo Sandi.
"Tetapi saat ini kami menyaksikan lautan manusia rakyat Jatim sudah bangkit. Berubah, ekonomi lapangan kerja, harga stabil listrik turun, jangan salahkan yang lalu biarkan berlalu," katanya.
Hadir dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan, Priyo Budi Santoso, Rahmawati Soekarno Putri, dan juga sejumlah kiai serta tokoh.
Pemilihan presiden 2019 ini diikuti oleh dua pasang calon yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan juga Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019