Banyuwangi (ANTARA) - Sekretaris Kementerian (Sesmen) BUMN Imam Apriyanto Putro mengungkapkan, pabrik kereta api milik PT INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mampu memproduksi empat gerbong per hari yang produknya lebih diorientasikan untuk memenuhi pasar ekspor.

"Pabrik baru ini dapat memproduksi hingga empat gerbong kereta per hari, dari sebelumnya pabrik INKA di Madiun yang menghasilkan satu gerbong kereta per hari," katanrya saat menghadiri peluncuran pabrik industri kereta api terbesar di Indonesia di Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Minggu.

Imam juga mengungkapkan bahwa pasar ekspor PT Industri Kereta Api (INKA) terus berkembang. Karena itu BUMN untuk pengembangan industri KA ini membangun pabrik baru yang lebih canggih di Banyuwangi.

Menurut ia, pembangunan pabrik baru kereta api memilih Banyuwangi karena kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu memiliki pelabuhan ekspor, sehingga diharapkan bisa menekan biaya pengiriman.

Pabrik industri kereta api yang terletak di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, ini, katanya membawa teknologi terbaru hasil kolaborasi dengan Stadler Rail Group dari Swiss, yang merupakan salah satu perusahaan kereta api terbesar dunia.

"Komitmen Pemkab Banyuwangi dalam mendukung investasi juga menjadi pertimbangan kami," ujar Imam Apriyanto Putro.

Sesmen BUMN mengemukakan pabrik KA milik PT INKA ini dibangun di lahan seluas 83 hektare dengan investasi mencapai Rp1,6 triliun, dan difokuskan menggarap pasar ekspor ke Asia, Afrika dan Australia.

Sementara itu, Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro menjelaskan bahwa saat ini INKA menerima banyak pesanan kereta untuk ekspor.

"Salah satunya Srilanka yang memesan 250 kereta dengan nilai 100 juta Dolar AS, belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bangladesh dan Filipina. Selain itu INKA juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia dan Taiwan," katanya.

Ia menginginkan pembangunan pabrik kereta api di Kabupaten Banyuwangi bisa cepat selesai dan ditargetkan rampung serta sudah berproduksi pada 2020.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Banyuwangi menyambut baik hadirnya PT INKA dalam kerangka pengembangan sektor pariwisata (tourism), perdagangan (trade) dan investasi (investment).

"TTI atau 'tourism, trade, investment' ini kami padukan dalam pariwisata karena di industri ini juga ada museum kereta api terbesar yang bakal jadi tujuan wisata, dan penguatan trade karena ini ekspor, sehingga lewat INKA ini juga kami mengirim pesan tentang keuntungan berinvestasi di Banyuwangi yang memiliki pelabuhan laut dalam dan alami yang bisa disinggahi kapal besar," ujar Anas.

Mengenai investasi, lanjut dia, kehadiran INKA memperkuat Banyuwangi sebagai tujuan investasi yang prospektif.

"Jadi antara pariwisata, ekspor dan investasi, tiga aspek kunci dalam pembangunan daerah, kami jadikan dalam satu tarikan nafas," katanya.

Data yang diperoleh Antara, INKA bakal merekrut sekitar 2.000 pekerja lokal untuk operasional pabrik di Banyuwangi, dan sebagian bakal dikirim magang selama tiga bulan di Swiss sembari menunggu proses pembangunan pabrik.

PT INKA juga berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi dengan membuka prodi jurusan perkerataapian di Politeknik Negeri Banyuwangi dan sejumlah SMK.

Peluncuran pabrik kereta api di Banyuwangi ini, selain Sesmen BUMN juga dihadiri sejumlah pejabat BUMN lainnya.

Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinarianto
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2019