Jakarta (ANTARA) - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno jika diberi amanat memimpin Indonesia akan mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita sudah memutuskan 1,5 persen untuk anggaran pertahanan dari PDB kita, untuk pertahanan dan keamanan," kata Sandiaga di Rumah Siap Kerja di Jakarta Selatan, Sabtu malam.
Menurutnya 1,5 persen dari PDB anggaran untuk pertahanan dan keamanan itu jauh lebih realistis untuk wilayah seluas Indonesia yang sama dengan wilayah Eropa, dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Hal itu akan drealisasikan oleh pasangan Prabowo-Sandiaga, karena adanya kemampuan meningkatkan sumber pendanaan
"Karena pemerintahan kita akan memisahkan Kementerian Keuangan dengan Ditjen Pajak, sehingga Ditjen Pajak jadi badan terpisah yang bertanggung jawab langsung kepada presiden," kata Sandiaga.
Status Ditjen Pajak yang nantinya terpisah itu bertugas meningkatkan tax rasio ke angka 15-16 persen. Hal itu yang menjadi sumber pendanaan pada sektor pertahanan dan keamanan.
Hal itu merupakan terobosan baru yang sudah diumumkan. Selain itu, juga ingin pastikan kedaulatan udara dan laut Indonesia bisa ditingkatkan dengan anggaran tersebut.
"Tadi yang disampaikan Pak Prabowo, jika kita punya kedaulatan ekonomi, pangan, energi dan air, kita akan punya posisi tawar kuat," kata Sandiaga.
Baca juga: Jokowi jelaskan kerja sama negara lain untuk transfer iptek
Baca juga: TKD Jatim nilai debat capres bukti pengalaman Jokowi
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019